Friday, 2 January 2015

Gara-gara rokok, orang Indonesia tak bisa keluar dari kemiskinan

Data terbaru dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2014 mencapai 27,73 juta jiwa atau 10,96 persen dari total jumlah penduduk.

Angka ini turun tipis jika dibandingkan Maret 2014 yang mencapai 28,28 juta jiwa dengan atau 11,25 persen.

Kepala BPS, Suryamin menyebut beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia. Dari data BPS, faktor yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan adalah beras dan rokok.

"Orang ini aduh, coba rokok dihilangkan dan dibelikan beras pasti berubah (keluar) dari kemiskinan. Rokok ini dikonsumsi tapi tidak menghasilkan kalori," ucap Suryamin dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).

Suryamin menjelaskan, komoditi makanan dan beras untuk orang miskin perkotaan memberikan pengaruh 23,39 persen. Sedangkan untuk orang miskin pedesaan, beras berpengaruh 31,61 persen.

Komoditi kedua adalah rokok kretek filter yang memberi pengaruh kepada orang miskin perkotaan mencapai 11,18 persen. Sedangkan untuk orang miskin pedesaan, rokok kretek filter memberi pengaruh sebesar 9,39 persen.

"Jika tidak merokok maka kalori akan meningkat, mungkin bisa keluar dari garis kemiskinan," katanya.

Komoditi selanjutnya yang mempengaruhi adalah telur ayam ras yang pengaruhnya sebesar 3,73 persen untuk orang miskin perkotaan dan 3,03 untuk orang miskin pedesaan.

"Kemudian dari sektor lain itu paling besar dipengaruhi sektor perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan,"
merdeka.com

Daftar Gratis Download Theme Premium, SEO Friendly, Free Support, Free Setup

IDWebhost.com Best Service at Affordable Cost

0 comments

Post a Comment