Menikah ternyata dapat mengontrol bobot tubuh seseorang. Lewat penelitian yang dilakukan terhadap 150 orang dengan rata-rata usia 47 tahun di Yunani oleh University Hospital AHEPA of Thessaloniki, peneliti menemukan bahwa lajang pada usia pertengahan justru berpotensi besar memiliki bobot tubuh yang berlebih alias obesitas.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa orang yang telah menikah biasanya memiliki masa indeks tubuh di antara 30-35. Meskipun indeks masa bobot tubuh tersebut di atas normal dan berpotensi obesitas, indeks masa tubuh orang lajang pada usia pertengahan justru menunjukkan angka yang lebih besar, yakni lebih dari 35.
Menurut para peneliti, hal tersebut terjadi lantaran orang yang lajang pada usia pertengahan memiliki risiko depresi yang tinggi hingga akhirnya meningkatkan risiko obesitas. Kemudian, siklus tersebut berulang. Ketika kelebihan bobot tubuh, kepercayaan diri menjadi berkurang, dan mengurangi kesempatan untuk menemukan belahan jiwa.
Saat mempresentasikan penelitian di European Congress on Obesity di Praha, penulis mengungkapkan, "Status pernikahan tampaknya memberikan dampak perkembangan pada obesitas baik pada pria maupun wanita. Kualitas hidup, pandangan hidup menjadi memburuk, hingga meningkatkan bobot tubuh. Kemudian memengaruhi kemampuan untuk menemukan pasangan.
Orang yang obesitas lebih berpotensi tak menikah,". Para peneliti juga mengungkapkan bahwa karakteristik dari tiap orang dan demografis sosial, seperti tingkat pendidikan serta bobot tubuh, pada akhirnya memang memainkan peran penting dalam pemilihan pasangan hidup.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa orang yang telah menikah biasanya memiliki masa indeks tubuh di antara 30-35. Meskipun indeks masa bobot tubuh tersebut di atas normal dan berpotensi obesitas, indeks masa tubuh orang lajang pada usia pertengahan justru menunjukkan angka yang lebih besar, yakni lebih dari 35.
Menurut para peneliti, hal tersebut terjadi lantaran orang yang lajang pada usia pertengahan memiliki risiko depresi yang tinggi hingga akhirnya meningkatkan risiko obesitas. Kemudian, siklus tersebut berulang. Ketika kelebihan bobot tubuh, kepercayaan diri menjadi berkurang, dan mengurangi kesempatan untuk menemukan belahan jiwa.
Saat mempresentasikan penelitian di European Congress on Obesity di Praha, penulis mengungkapkan, "Status pernikahan tampaknya memberikan dampak perkembangan pada obesitas baik pada pria maupun wanita. Kualitas hidup, pandangan hidup menjadi memburuk, hingga meningkatkan bobot tubuh. Kemudian memengaruhi kemampuan untuk menemukan pasangan.
Orang yang obesitas lebih berpotensi tak menikah,". Para peneliti juga mengungkapkan bahwa karakteristik dari tiap orang dan demografis sosial, seperti tingkat pendidikan serta bobot tubuh, pada akhirnya memang memainkan peran penting dalam pemilihan pasangan hidup.
Sumber : http://female.kompas.com
0 comments
Post a Comment