Setiap manusia yang terlahir kedunia ini dilahirkan sebagai seorang pemimpin, paling tia ia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Baik tidaknya seorang pemimpin pasti akan berimbas pada setiap apa yang di pimpinnya. Pemimpin pada dasarnya adalah panutan bagi setiap yang di pimpinnya. Mulai dari rambutnya hingga ujung kakinya. Artinya dari setiap perkataan dan perbuatannya seorang pemimpin adalah panutan seutuhnya bagi yang di pimpinnya.
Oleh karena itu, sebenar-benarnya pemimpin adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik dan benar, benar menurut Agama(Islam) dan juga benar menurut aturan negaranya. Allah kelak akan meminta pertanggung jawabannya atas apa yang dipimpinnya atau dalam kepemimpinanya. Maka dari itu, ada beberapa kriteria pemimpin dalam islam, diantaranya:
1. Niat Yang Baik
Melandasi segala sesuatu dengan niat yang baik merupakan cerminan pribadi yang baik pula, tak terkecuali dalam hal kepemimpinan. Bila seseorang menerima amanah sebagai seorang pemimpin, hendaknya landasilah dengan niat yang baik tentunya baik sebagaimana yang diperintahkan Allah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim, dari Amr al-Mu’minin, abu hafsh ‘Umar bin khaththab r.a. menjelaskan bahwa ia mendengar dari rosulullah SAW. Bersabda: “sesungguhnya setiap amal dan perbuatan bergantung pada niatnya.
Dan sesungguhnya setiap orang(akan dibalas) sesuai niatnya. Barang siapa hijrahnya karea Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena hal dunia yang ingin digapainya atau karena wanita yang ingin di nikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan yang di niatkannya tersebut”Oleh karena hal itu, maka hendaknya menjadi pemimpin itu hanya karena mencari ridho Allah maka dari itu, jabatan adalah tanggung jawab sekaligus beban, bukan kesempatan apa lagi kemuliaan.
2. Tidak Meminta Jabatan
Rasulullah SAW. Bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah r.a:“wahai Abdurrahman bin Samurah! Jagan kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepadamu karena diminta, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepadamu bukan karena diminta, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.”(H.R Bukhori-Muslim).Maka jelas bahwa pemimpin yang akan di pimpin merupakan amanah dan sangat erat hubungannya aterutama dalam kesinambungannya terkait apa yang akan di pimpinnya.
3. Beriman kepada Allah dan Beramal Soleh
Sudah menjadi syarat wajib tentang hal ini. Pemimpin yang baik adalah yang beriman kepada Allah, beramal shaleh, menjalankan perintah Allah dan Rasulnya. Semua itu merupakan jalan kebenaran yang akan membawa ke arah yang damai, tentram dan bahagia dunia maupun akhirat.
4. Berpegang pada hukum Allah
salah satu kewajiban pemimpin yang utama adalah berpegang pada hukum Allah. Sebagaimana dalam Al-Quran: “Dan hendaklah kamu memutus perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.”(al-Maaidah:49).
5. Adil dalam memutuskan perkara
Pemimpin dalam Islam di tuntut adil dalam setiap mengambil keputusan atau memutus perkara, karena kebijaksanaan pemimpin akan sangat berpengaruh pada setiap yang di pimpinnya. Rasulullah SAW. Bersabda:”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan. Atau akan dijerumuskan oleh kezalimannya”.(Riwayat Baihaqi dari Abu Khurairah dalam kitab al-Kabir).
6. Menasehati rakyat
Seorang pemimpin harus bisa memimpin seluas-luasnya terkait siapa yang di pimpinnya, dalam hal ini termasuk pemimpin yang bisa menentramkan dengan nasehat/ pittuturnya. Rasulullah SAW. Bersabda:”Tidaklah seorag pemimpin yang memegang urusan kaum muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka yang di pimpinnya”.
7. Tegas
Merupakai sikap pemimpin yang baik jika ia bisa tegas(yang benar katakan dengan benar, yang salah katakan salah) dan tentunya melaksanakan hukum yang sesuai dengan yang Allah dan Rasulnya perintahkan.
8. Lemah Lembut
Doa Rasulullah SAW. “Ya Allah, barang siapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus suatu perkara umatku lalu ia berlemah lembut pada mereka, maka berlemah lembutlah pada mereka.”
Oleh karena itu, sebenar-benarnya pemimpin adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik dan benar, benar menurut Agama(Islam) dan juga benar menurut aturan negaranya. Allah kelak akan meminta pertanggung jawabannya atas apa yang dipimpinnya atau dalam kepemimpinanya. Maka dari itu, ada beberapa kriteria pemimpin dalam islam, diantaranya:
1. Niat Yang Baik
Melandasi segala sesuatu dengan niat yang baik merupakan cerminan pribadi yang baik pula, tak terkecuali dalam hal kepemimpinan. Bila seseorang menerima amanah sebagai seorang pemimpin, hendaknya landasilah dengan niat yang baik tentunya baik sebagaimana yang diperintahkan Allah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim, dari Amr al-Mu’minin, abu hafsh ‘Umar bin khaththab r.a. menjelaskan bahwa ia mendengar dari rosulullah SAW. Bersabda: “sesungguhnya setiap amal dan perbuatan bergantung pada niatnya.
Dan sesungguhnya setiap orang(akan dibalas) sesuai niatnya. Barang siapa hijrahnya karea Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena hal dunia yang ingin digapainya atau karena wanita yang ingin di nikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan yang di niatkannya tersebut”Oleh karena hal itu, maka hendaknya menjadi pemimpin itu hanya karena mencari ridho Allah maka dari itu, jabatan adalah tanggung jawab sekaligus beban, bukan kesempatan apa lagi kemuliaan.
2. Tidak Meminta Jabatan
Rasulullah SAW. Bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah r.a:“wahai Abdurrahman bin Samurah! Jagan kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepadamu karena diminta, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepadamu bukan karena diminta, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.”(H.R Bukhori-Muslim).Maka jelas bahwa pemimpin yang akan di pimpin merupakan amanah dan sangat erat hubungannya aterutama dalam kesinambungannya terkait apa yang akan di pimpinnya.
3. Beriman kepada Allah dan Beramal Soleh
Sudah menjadi syarat wajib tentang hal ini. Pemimpin yang baik adalah yang beriman kepada Allah, beramal shaleh, menjalankan perintah Allah dan Rasulnya. Semua itu merupakan jalan kebenaran yang akan membawa ke arah yang damai, tentram dan bahagia dunia maupun akhirat.
4. Berpegang pada hukum Allah
salah satu kewajiban pemimpin yang utama adalah berpegang pada hukum Allah. Sebagaimana dalam Al-Quran: “Dan hendaklah kamu memutus perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.”(al-Maaidah:49).
5. Adil dalam memutuskan perkara
Pemimpin dalam Islam di tuntut adil dalam setiap mengambil keputusan atau memutus perkara, karena kebijaksanaan pemimpin akan sangat berpengaruh pada setiap yang di pimpinnya. Rasulullah SAW. Bersabda:”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan. Atau akan dijerumuskan oleh kezalimannya”.(Riwayat Baihaqi dari Abu Khurairah dalam kitab al-Kabir).
6. Menasehati rakyat
Seorang pemimpin harus bisa memimpin seluas-luasnya terkait siapa yang di pimpinnya, dalam hal ini termasuk pemimpin yang bisa menentramkan dengan nasehat/ pittuturnya. Rasulullah SAW. Bersabda:”Tidaklah seorag pemimpin yang memegang urusan kaum muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka yang di pimpinnya”.
7. Tegas
Merupakai sikap pemimpin yang baik jika ia bisa tegas(yang benar katakan dengan benar, yang salah katakan salah) dan tentunya melaksanakan hukum yang sesuai dengan yang Allah dan Rasulnya perintahkan.
8. Lemah Lembut
Doa Rasulullah SAW. “Ya Allah, barang siapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus suatu perkara umatku lalu ia berlemah lembut pada mereka, maka berlemah lembutlah pada mereka.”
Sumber : http://media.ikhram.com
0 comments
Post a Comment