Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Ketua Tim Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Haji Prof. dr. H. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Kamis 20 Agustus 2015 jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan ke tanah suci.
Meskipun jumlah jemaah asal Indonesia relatif sama tiap tahunnya, namun kondisi lingkungan dan cuaca di Arab Saudi kerap mengalami perubahan. Bahkan di musim haji tahun ini dikabarkan Arab Saudi tengah berada dalam kondisi cuaca panas yang ekstrem. Nah, para jemaah yang hendak melakukan perjalanan haji, sebaiknya memperhatikan 3 hal berikut agar ibadah Anda di Tanah Suci berjalan optimal tanpa hambatan.
Mengantisipasi cuaca panas
Selama musim haji, cuaca di Arab Saudi akan sangat panas. Cuaca panas berisiko memicu 3 hal, yaitu kemungkinan serangan jantung, dehidrasi dan penurunan daya tahan tubuh. Untuk itu, para jemaah haji disarankan untuk menjaga stamina antara lain dengan cara banyak minum air putih, mengatur asupan makanan sebaik-baiknya serta mengonsumsi vitamin.
Waspada virus MERS dan Ebola
Penyebaran virus MERS CoV tengah marak di Timur Tengah. Salah satu negara yang dikenal rawan MERS CoV adalah Arab Saudi. Sampai awal Agustus ini saja di dunia ada 1.382 kasus MERS CoV, 493 orang di antaranya meninggal dunia. Begitu juga virus Ebola yang semakin mengkhawatirkan.
Untuk mengantisipasinya, tetaplah jaga kesehatan baik selama perjalanan menuju Arab Saudi maupun selama menunaikan rangkaian ibadah haji di sana. Usahakan untuk selalu menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Masker setidaknya dapat meminimalkan risiko virus masuk melalui saluran pernapasan.
Waspada debu
Selain cuaca panas, hal lain yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah adalah debu. Ada beberapa kegiatan ibadah haji yang dilakukan di ruang terbuka atau tanah lapang. Saat berada di ruang terbuka, tak menutup kemungkinan debu dan kotoran akan terhirup masuk ke saluran pernapasan atau mengenai mata hingga mengganggu penglihatan. Agar hal itu tak terjadi, gunakan masker dan kacamata saat berada di ruang terbuka. Namun tetap pastikan, penggunaan atribut-atribut itu tak mengganggu kenyamanan beribadah Anda.
Meskipun jumlah jemaah asal Indonesia relatif sama tiap tahunnya, namun kondisi lingkungan dan cuaca di Arab Saudi kerap mengalami perubahan. Bahkan di musim haji tahun ini dikabarkan Arab Saudi tengah berada dalam kondisi cuaca panas yang ekstrem. Nah, para jemaah yang hendak melakukan perjalanan haji, sebaiknya memperhatikan 3 hal berikut agar ibadah Anda di Tanah Suci berjalan optimal tanpa hambatan.
Mengantisipasi cuaca panas
Selama musim haji, cuaca di Arab Saudi akan sangat panas. Cuaca panas berisiko memicu 3 hal, yaitu kemungkinan serangan jantung, dehidrasi dan penurunan daya tahan tubuh. Untuk itu, para jemaah haji disarankan untuk menjaga stamina antara lain dengan cara banyak minum air putih, mengatur asupan makanan sebaik-baiknya serta mengonsumsi vitamin.
Waspada virus MERS dan Ebola
Penyebaran virus MERS CoV tengah marak di Timur Tengah. Salah satu negara yang dikenal rawan MERS CoV adalah Arab Saudi. Sampai awal Agustus ini saja di dunia ada 1.382 kasus MERS CoV, 493 orang di antaranya meninggal dunia. Begitu juga virus Ebola yang semakin mengkhawatirkan.
Untuk mengantisipasinya, tetaplah jaga kesehatan baik selama perjalanan menuju Arab Saudi maupun selama menunaikan rangkaian ibadah haji di sana. Usahakan untuk selalu menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Masker setidaknya dapat meminimalkan risiko virus masuk melalui saluran pernapasan.
Waspada debu
Selain cuaca panas, hal lain yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah adalah debu. Ada beberapa kegiatan ibadah haji yang dilakukan di ruang terbuka atau tanah lapang. Saat berada di ruang terbuka, tak menutup kemungkinan debu dan kotoran akan terhirup masuk ke saluran pernapasan atau mengenai mata hingga mengganggu penglihatan. Agar hal itu tak terjadi, gunakan masker dan kacamata saat berada di ruang terbuka. Namun tetap pastikan, penggunaan atribut-atribut itu tak mengganggu kenyamanan beribadah Anda.
#Sumber
0 comments
Post a Comment