Jika kamu adalah orang yang bertekad untuk menikah dengan pasanganmu kemudian membangun rumah tangga yang utuh dan bahagia, tentu kamu akan melakukan apapun untuk menjaga dan membangun kebahagiaan di keluargamu nantinya, kan? Ternyata, ada banyak mitos-mitos seputar pernikahan yang keliru dan tidak membawa kebahagiaan bagi pernikahan.Nah, untuk mengenali mitos-mitos keliru yang berbahaya ini, yuk simak 4 mitos seputar pernikahan yang sebaiknya tidak kamu percayai:
Tinggal bersama sebelum menikah bisa membuat pasangan lebih langgeng
Kalau kamu memikirkan atau merencanakan hal ini, coba pikir lagi! Nyatanya, banyak studi yang menyatakan sebaliknya. Pasangan-pasangan yang tinggal bersama sebelum menikah justru punya risiko berpisah yang cenderung lebih besar karena kurangnya komitmen atau perasaan jenuh setelah merasa pernikahannya tidak mengubah banyak hal dalam hubungan.
Kehadiran seorang anak akan membuat pasangan lebih intim dan bahagia
Kalau kamu pernah mendengar mitos ini langsung dari seorang yang mengalaminya sendiri, ketahuilah bahwa hal ini tidak selamanya benar. Mungkin ada pasangan-pasangan yang merasakan hal tersebut, tapi pada banyak kasus, tekanan dan perubahan yang terjadi saat kehadiran seorang anak bisa menyebabkan hubungan malah menjadi retak. Kalau ingin pernikahan bahagia, justru pada saat-saat seperti inilah kamu harus berjuang ekstra menjaga keintiman dan kemesraan hubungan dengan pasangan.
Pasangan yang bahagia tidak pernah bertengkar
Hati-hati dengan mitos yang satu ini. Kurangnya konflik bisa berarti kamu tidak cukup terbuka dengan pasangan, atau ada pihak yang tidak terlalu peduli terhadap hal-hal penting dalam hubungan. Selain itu, konflik juga seringkali bisa membuat hubungan lebih mendalam asalkan diselesaikan dengan dewasa dan terbuka. Kuncinya adalah belajar menangani konflik dengan tujuan menyelesaikan masalah, bukan melampiaskan amarah.
Cinta sejati tidak akan pernah memudar
Tentunya kita berharap bahwa cinta pasangan kepada kita tidak pernah memudar, begitu pula kita kepada pasangan. Bahwa cinta akan selalu membara seperti setahun-dua tahun pertama pernikahan. Tapi kepercayaan inilah yang akhirnya membawa ketidakpuasan dalam pernikahan, karena kenyataannya kehidupan percintaan akan melalui fase naik dan turun, seperti halnya kehidupan. Kadang gregetnya akan kurang terasa, kadang terasa membara seperti ABG. Kuncinya, bersyukurlah dan berusaha untuk menjaga perasaan cinta masing-masing. Ketika cinta itu pudar, tumbuhkan kembali dengan melakukan hal-hal baru atau seru bersama, pergi berlibur, atau bernostalgia.
Tinggal bersama sebelum menikah bisa membuat pasangan lebih langgeng
Kalau kamu memikirkan atau merencanakan hal ini, coba pikir lagi! Nyatanya, banyak studi yang menyatakan sebaliknya. Pasangan-pasangan yang tinggal bersama sebelum menikah justru punya risiko berpisah yang cenderung lebih besar karena kurangnya komitmen atau perasaan jenuh setelah merasa pernikahannya tidak mengubah banyak hal dalam hubungan.
Kehadiran seorang anak akan membuat pasangan lebih intim dan bahagia
Kalau kamu pernah mendengar mitos ini langsung dari seorang yang mengalaminya sendiri, ketahuilah bahwa hal ini tidak selamanya benar. Mungkin ada pasangan-pasangan yang merasakan hal tersebut, tapi pada banyak kasus, tekanan dan perubahan yang terjadi saat kehadiran seorang anak bisa menyebabkan hubungan malah menjadi retak. Kalau ingin pernikahan bahagia, justru pada saat-saat seperti inilah kamu harus berjuang ekstra menjaga keintiman dan kemesraan hubungan dengan pasangan.
Pasangan yang bahagia tidak pernah bertengkar
Hati-hati dengan mitos yang satu ini. Kurangnya konflik bisa berarti kamu tidak cukup terbuka dengan pasangan, atau ada pihak yang tidak terlalu peduli terhadap hal-hal penting dalam hubungan. Selain itu, konflik juga seringkali bisa membuat hubungan lebih mendalam asalkan diselesaikan dengan dewasa dan terbuka. Kuncinya adalah belajar menangani konflik dengan tujuan menyelesaikan masalah, bukan melampiaskan amarah.
Cinta sejati tidak akan pernah memudar
Tentunya kita berharap bahwa cinta pasangan kepada kita tidak pernah memudar, begitu pula kita kepada pasangan. Bahwa cinta akan selalu membara seperti setahun-dua tahun pertama pernikahan. Tapi kepercayaan inilah yang akhirnya membawa ketidakpuasan dalam pernikahan, karena kenyataannya kehidupan percintaan akan melalui fase naik dan turun, seperti halnya kehidupan. Kadang gregetnya akan kurang terasa, kadang terasa membara seperti ABG. Kuncinya, bersyukurlah dan berusaha untuk menjaga perasaan cinta masing-masing. Ketika cinta itu pudar, tumbuhkan kembali dengan melakukan hal-hal baru atau seru bersama, pergi berlibur, atau bernostalgia.
#Sumber
0 comments
Post a Comment