Seorang karyawan kadang memilih keluar dari pekerjaan sebagai protes atau cara membuat pernyataan atas ketidaknyamanan selama bekerja. Keluar dari pekerjaan sering dianggap sebagai satu-satunya cara menghindari situasi yang tidak nyaman yang tidak bisa diatasi lebih jauh lagi. Namun kadang keluar dari pekerjaan ternyata tidak menyelesaikan masalah. Bahkan Anda akan mendapat masalah baru, misalnya belum mendapat pekerjaan baru sedangkan Anda harus menghidupi keluarga. Namun jika Anda berada dalam situasi sulit dan memutuskan untuk keluar dari pekerjaan, cobalah untuk mempertimbangkan hal-hal
1. Mediasi
Masalah yang sering timbul antara karyawan dan manajer mereka. Dalam situasi ini, Anda mungkin berpikir untuk minta bantuan dari orang di atas manajer Anda. Namun itu tidak akan mengubah situasi karena Anda masih akan harus berurusan dengan manajer Anda setiap hari. Dan jika Anda mengeluh, situasi bahkan bisa lebih buruk. Anda mungkin benar sampai pada batas tertentu. Tapi minta bantuan orang di atas manajer Anda bukan satu-satunya pilihan. Anda mungkin bisa minta minta rekan atau HRD sebagai mediator.
Di beberapa perusahaan, ada tim spesialis yang memiliki cara untuk menangani konflik, menyelesaikan perselisihan, dan menjadi mediator. Jika Anda mengambil saluran yang tepat dengan melakukan pendekatan ini, Anda mungkin bisa menyelesaikan masalah dan mendapatkan situasi yang lebih baik di masa depan. Dan jika masalah tidak beres, karena alasan apapun, Anda setidaknya telah mendokumentasikan masalah dan menyelamatkan diri dari kesalahpahaman di masa sekarang atau di masa depan.
2. Kuat mental
Kehidupan di kantor sangat kompleks. Kadang, masalah adalah bagian dari pekerjaan. Jika kebetulan bekerja di tempat kerja yang intense, orang-orangnya kasar dan susah mengatasinya dengan cara yang beradab, kuatkan mental dan tetap bekerja seperti biasa hingga menemukan cara lain.
Terus bekerja di lingkungan seperti itu bukan berarti Anda juga harus terseret dalam politik kantor dan menjadi bagian darinya. Tetapi Anda cukup fokus pada pekerjaan dan memikirkan langkah selanjutnya jika politik kantor semakin memanas. Jika langkah tersebut tidak memperbaiki masalah yang terjadi pada perusahaan Anda, barulah mencari pekerjaan lain.
3. Mencari jalan keluar
Alih-alih terlibat dalam politik kantor, bertengkar dan adu argumen dengan rekan atau atasan, sebaiknya melangkah mundur dan memikirkan jalan keluar jika Anda ingin tetap bekerja di perusahaan tersebut. Mungkin Anda bisa pindah ke departemen yang berbeda, menghindari orang tertentu atau bahkan mengubah pekerjaan Anda dalam perusahaan tersebut. Memikirkan cara tersebut bisa lebih produktif daripada keluar dari perusahaan.
Selain itu, ketika Anda bisa mengatasinya, Anda akan dapat menggunakan pengalaman tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah di masa depan. Itulah sebabnya Anda perlu menggunakan berbagai taktik untuk mengelola kehidupan kantor Anda -mulai dari mengabaikan masalah hingga menggunakan negosiasi.
4. Keluar dari pekerjaan
Jika sudah tidak memungkinkan, jalan terakhir adalah keluar dari pekerjaan. Memperjuangkan pekerjaan yang mungkin akan Anda tinggalkan dalam beberapa bulan mungkin sia-sia. Tapi berhenti tiba-tiba juga dapat membawa kerusakan serius pada referensi dan rekam jejak Anda.
Jadi, jika Anda dengan tenang berpikir bahwa berhenti adalah pilihan yang lebih baik, lakukanlah dengan benar dan santun. Beri pemberitahuan yang tepat sebagaimana diamanatkan oleh kontrak kerja, bekerja seperti biasa di masa pemberitahuan ini dan setelah itu keluar dari perusahaan secara anggun.
Kecuali jika perusahaan Anda terlibat masalah serius seperti penggelapan, penipuan dan sebagainya. Sebaiknya Anda cepat-cepat keluar dari pekerjaan itu, membereskan semua dokumen dan urusan, termasuk membersihkan nama Anda karena Anda tidak mau dikejar-kejar perusahaan yang memiliki masalah dengan hukum.
#Sumber
0 comments
Post a Comment