Al-Qur’an bukan hanya sekadar sebuah kitab suci di mana ajaran agama Islam ada tertera semua, tapi ramalan dalam Al-Qur’an yang menjadi nyata pun membuat banyak orang terheran dan terkagum-kagum. Umat Islam sendiri mesti terkejut dengan adanya ramalan yang bisa menjadi nyata, untuk itulah kita perlu mencari penjelasan, ramalan apa yang tertulis di sana dan akhirnya terpenuhi. Kali ini kita akan membahas tuntas, termasuk soal jatuh dan menangnya sebuah kekaisaran di zaman dulu.
Ramalan dalam Al-Qur’an yang Menjadi Nyata
Diketahui pada Surat Ar Ruum di ayatnya yang pertama disampaikan Al-Qur’an tentang Kekaisaran Bizantium di mana ada disebutkan sebelum akhirnya kekaisaran ini akan meraih kemenangan, bakal ada kekalahan besar yang dialami. Intinya, tertulis di sana bahwa bangsa Romawi di negeri yang paling dekat telah dikalahkan dan nantinya beberapa tahun kemudian akan mendapatkan kemenangan dan urusan Allah-lah baik itu sebelum atau setelah terjadinya kemenangan mereka.
Ayat-ayat tersebut tentu adalah yang tertulis sejak zaman dahulu kala dan diketahui sudah dari tahun 620 Masehi dan nyatanya adalah waktu itu adalah masa tujuh tahun sesudah Bizantium Kristen mengalami kekalahan besar oleh bangsa Persia dan dari situlah asal-muasalnya Bizantium kehilangan Yerusalem. Dikatakan lagi bahwa Bizantium setelah beberapa tahun kemudian bakal meraih kemenangan padahal sudah mengalami kekalahan hebat yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk menang.
Bukti dari ramalan dalam Al-Qur’an itu benar dan bahkan menjadi nyata adalah ketika semua meragukan akan Bizantium bisa bangkit kembali untuk menang setelah kalah hebat dan semua mengira bahwa Bizantium bakal benar-benar runtuh, ternyata tidak ada yang mustahil. Tujuh tahun setelah ayat tersebut diturunkan, pada 627 Masehi tepatnya di bulan Desember, ada perang yang terjadi untuk menentukan antara Persia dan Kekaisaran Bizantium mengambil tempat di Nineveh. Keajaiban pun terjadi karena secara luar biasa dan mengagetkan, pasukan Persia bisa dikalahkan oleh pasukan Bizantium. Beberapa bulan kemudian, ada perjanjian yang dibuat kedua belah pihak di mana wilayah yang telah diambil oleh Persia wajib untuk dikembalikan.
Itulah ramalan Al-Qur’an yang akurat di mana dituliskan di sana bahwa Bizantium bakal kalah dan kemudian menang setelah beberapa tahun dan itu terjadi sungguhan. Kekalahan yang dialami oleh Bizantium bukanlah hal yang bisa dianggap enteng karena tidak hanya bangsa Persia, tapi kekaisaran Bizantium juga mendapat ancaman besar nan serius dari bangsa Lombard, Slavia serta Avar. Daerah-daerah yang sudah dikuasai oleh Bizantium, yang meliputi Armenia, Mesir, Palestina, Syria, Cilicia, serta Mesopotamia diserbu oleh bangsa Persia. Dalam surat Ar Ruum, salah satu ayat juga menyatakan bahwa di daerah terendah di muka bumi ini Romawi telah dikalahkan.
Ramalan dalam Al-Qur’an benar adanya dan ini dibuktikan dengan tahap-tahap peperangan yang sangat penting antara pasukan Bizantium dan Persia, semuanya itu memang terjadi di kawasan terendah di bumi kita ini atau yang kita kenal sebagai cekungan Laut Mati. Letak Laut Mati itu sendiri telah diketahui ada di bawah permukaan laut sedalam 395 meter dan itu jelas menjadi area paling rendah.
Tentu sangatlah ajaib karena apa yang ditulis di dalam Al-Qur’an bisa terjadi secara tepat dan sama. Lebih menariknya lagi, tingginya Laut Mati rupanya cuma dapat diukur kalau menggunakan teknik pengukuran yang canggih dan modern. Itu artinya, kenyataan bahwa wilayah tersebut adalah paling rendah di bumi tentu tidak dapat diketahui sebelumnya membuktikan ramalan dalam Al-Qur’an yang menjadi nyata dan Al-Qur’an sebagai wahyu Ilahi.
Ramalan dalam Al-Qur’an yang Menjadi Nyata
Diketahui pada Surat Ar Ruum di ayatnya yang pertama disampaikan Al-Qur’an tentang Kekaisaran Bizantium di mana ada disebutkan sebelum akhirnya kekaisaran ini akan meraih kemenangan, bakal ada kekalahan besar yang dialami. Intinya, tertulis di sana bahwa bangsa Romawi di negeri yang paling dekat telah dikalahkan dan nantinya beberapa tahun kemudian akan mendapatkan kemenangan dan urusan Allah-lah baik itu sebelum atau setelah terjadinya kemenangan mereka.
Ayat-ayat tersebut tentu adalah yang tertulis sejak zaman dahulu kala dan diketahui sudah dari tahun 620 Masehi dan nyatanya adalah waktu itu adalah masa tujuh tahun sesudah Bizantium Kristen mengalami kekalahan besar oleh bangsa Persia dan dari situlah asal-muasalnya Bizantium kehilangan Yerusalem. Dikatakan lagi bahwa Bizantium setelah beberapa tahun kemudian bakal meraih kemenangan padahal sudah mengalami kekalahan hebat yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk menang.
Bukti dari ramalan dalam Al-Qur’an itu benar dan bahkan menjadi nyata adalah ketika semua meragukan akan Bizantium bisa bangkit kembali untuk menang setelah kalah hebat dan semua mengira bahwa Bizantium bakal benar-benar runtuh, ternyata tidak ada yang mustahil. Tujuh tahun setelah ayat tersebut diturunkan, pada 627 Masehi tepatnya di bulan Desember, ada perang yang terjadi untuk menentukan antara Persia dan Kekaisaran Bizantium mengambil tempat di Nineveh. Keajaiban pun terjadi karena secara luar biasa dan mengagetkan, pasukan Persia bisa dikalahkan oleh pasukan Bizantium. Beberapa bulan kemudian, ada perjanjian yang dibuat kedua belah pihak di mana wilayah yang telah diambil oleh Persia wajib untuk dikembalikan.
Itulah ramalan Al-Qur’an yang akurat di mana dituliskan di sana bahwa Bizantium bakal kalah dan kemudian menang setelah beberapa tahun dan itu terjadi sungguhan. Kekalahan yang dialami oleh Bizantium bukanlah hal yang bisa dianggap enteng karena tidak hanya bangsa Persia, tapi kekaisaran Bizantium juga mendapat ancaman besar nan serius dari bangsa Lombard, Slavia serta Avar. Daerah-daerah yang sudah dikuasai oleh Bizantium, yang meliputi Armenia, Mesir, Palestina, Syria, Cilicia, serta Mesopotamia diserbu oleh bangsa Persia. Dalam surat Ar Ruum, salah satu ayat juga menyatakan bahwa di daerah terendah di muka bumi ini Romawi telah dikalahkan.
Ramalan dalam Al-Qur’an benar adanya dan ini dibuktikan dengan tahap-tahap peperangan yang sangat penting antara pasukan Bizantium dan Persia, semuanya itu memang terjadi di kawasan terendah di bumi kita ini atau yang kita kenal sebagai cekungan Laut Mati. Letak Laut Mati itu sendiri telah diketahui ada di bawah permukaan laut sedalam 395 meter dan itu jelas menjadi area paling rendah.
Tentu sangatlah ajaib karena apa yang ditulis di dalam Al-Qur’an bisa terjadi secara tepat dan sama. Lebih menariknya lagi, tingginya Laut Mati rupanya cuma dapat diukur kalau menggunakan teknik pengukuran yang canggih dan modern. Itu artinya, kenyataan bahwa wilayah tersebut adalah paling rendah di bumi tentu tidak dapat diketahui sebelumnya membuktikan ramalan dalam Al-Qur’an yang menjadi nyata dan Al-Qur’an sebagai wahyu Ilahi.
Sumber : http://www.kumpulanmisteri.com
0 comments
Post a Comment