Banyak orang berpendapat penghasilan tinggi akan menjamin drinya terhindar dari bermacam masalah finansial. Kenyataannya, kenaikan penghasilan justru ikut menambah jumlah pengeluaran. Padahal semua orang paham jika biaya pendidikan, tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pakaian, dan semua kebutuhan hidup itu tidak gratis. Bahkan dari ke hari terus naik. Mengutip laman sunlife.co.id, Jumat, 21 Agustus 2015, pengeluaran yang begitu besar membuat tak ada lagi dana yang tersisa untuk bekal menghadapi inflasi di masa depan.
Buktinya, dari lebih satu juta kelas menengah di Indonesia, hanya 24 persen yang mampu menyisihkan setidaknya 20 persen penghasilan bulanan mereka. Kondisi bisa lebih parah jika ternyata Anda menumpuk utang demi kenaikan standar hidup. Jika Anda benar-benar bermimpi memiliki hidup lebih baik, ini saatnya untuk menilik kembali kondisi keuangan, karena seperti tubuh, keuangan pun memiliki kriteria tertentu untuk bisa dikatakan sehat. Cobalah cara ini untuk mengecek keuangan pribadi Anda, termasuk dalam keadaan sehat atau sebaliknya:
Financial Check-up
Kunci penting untuk mengendalikan keuangan adalah mengetahui dengan baik jumlah pemasukan dan pengeluaran, serta memiliki perencanaan matang soal masa depan dan tahu cara untuk mewujudkannya. Apakah Anda sudah sampai di tahap ini? Kalau belum, seperti memeriksakan kondisi tubuh ke dokter, dompet Anda juga wajib diperiksa oleh dokter uang setidaknya setahun sekali. Melalui financial check-up, Anda akan tahu pasti jumlah aset dan utang yang dimiliki saat ini. Anda juga bisa mengetahui ke mana saja larinya penghasilan. Hasil check up dapat dilihat melalui 3 rasio utama.
Saving Ratio menunjukkan seberapa besar penghasilan Anda yang menjadi komitmen untuk disisihkan, sementara debt-service Ratio memberikan indikasi porsi penghasilan yang harus Anda keluarkan untuk membayar utang. Terakhir, liquidity Ratio, memberikan gambaran mengenai jumlah dana yang bisa Anda gunakan untuk menunjang hidup jika sewaktu-waktu Anda tidak lagi menerima penghasilan.
Penghasilan vs Gaya Hidup
Pernahkah Anda merasa penghasilan sebesar apa pun tidak pernah cukup untuk memenuhi segala kebutuhan? Jika Anda sudah bekerja selama 5 tahun atau lebih, tapi hingga detik ini tidak punya tabungan sama sekali, maka kondisi dompet Anda cukup mengkhawatirkan. Tahukah Anda, yang terpenting bukanlah nominal gaji, melainkan seberapa dari gaji yang bisa Anda ambil untuk masa depan?
Gaji tidak berhubungan dengan kekayaan, tetapi erat kaitannya dengan gaya hidup. Jika Anda memiliki gaji besar, tapi semua lenyap untuk gaya hidup sekarang, artinya Anda miskin di masa depan. Sebaliknya, meskipun gaji Anda kecil, tapi jika pandai mengatur untuk hari ini, lusa, dan masa depan, maka peluang menjadi kaya lebih besar. Memiliki rencana keuangan merupakan langkah paling awal menuju kebebasan finansial. Lupakan kebiasaan Anda yang “tampak kaya”, tetapi “keropos di dalam”.
Buktinya, dari lebih satu juta kelas menengah di Indonesia, hanya 24 persen yang mampu menyisihkan setidaknya 20 persen penghasilan bulanan mereka. Kondisi bisa lebih parah jika ternyata Anda menumpuk utang demi kenaikan standar hidup. Jika Anda benar-benar bermimpi memiliki hidup lebih baik, ini saatnya untuk menilik kembali kondisi keuangan, karena seperti tubuh, keuangan pun memiliki kriteria tertentu untuk bisa dikatakan sehat. Cobalah cara ini untuk mengecek keuangan pribadi Anda, termasuk dalam keadaan sehat atau sebaliknya:
Financial Check-up
Kunci penting untuk mengendalikan keuangan adalah mengetahui dengan baik jumlah pemasukan dan pengeluaran, serta memiliki perencanaan matang soal masa depan dan tahu cara untuk mewujudkannya. Apakah Anda sudah sampai di tahap ini? Kalau belum, seperti memeriksakan kondisi tubuh ke dokter, dompet Anda juga wajib diperiksa oleh dokter uang setidaknya setahun sekali. Melalui financial check-up, Anda akan tahu pasti jumlah aset dan utang yang dimiliki saat ini. Anda juga bisa mengetahui ke mana saja larinya penghasilan. Hasil check up dapat dilihat melalui 3 rasio utama.
Saving Ratio menunjukkan seberapa besar penghasilan Anda yang menjadi komitmen untuk disisihkan, sementara debt-service Ratio memberikan indikasi porsi penghasilan yang harus Anda keluarkan untuk membayar utang. Terakhir, liquidity Ratio, memberikan gambaran mengenai jumlah dana yang bisa Anda gunakan untuk menunjang hidup jika sewaktu-waktu Anda tidak lagi menerima penghasilan.
Penghasilan vs Gaya Hidup
Pernahkah Anda merasa penghasilan sebesar apa pun tidak pernah cukup untuk memenuhi segala kebutuhan? Jika Anda sudah bekerja selama 5 tahun atau lebih, tapi hingga detik ini tidak punya tabungan sama sekali, maka kondisi dompet Anda cukup mengkhawatirkan. Tahukah Anda, yang terpenting bukanlah nominal gaji, melainkan seberapa dari gaji yang bisa Anda ambil untuk masa depan?
Gaji tidak berhubungan dengan kekayaan, tetapi erat kaitannya dengan gaya hidup. Jika Anda memiliki gaji besar, tapi semua lenyap untuk gaya hidup sekarang, artinya Anda miskin di masa depan. Sebaliknya, meskipun gaji Anda kecil, tapi jika pandai mengatur untuk hari ini, lusa, dan masa depan, maka peluang menjadi kaya lebih besar. Memiliki rencana keuangan merupakan langkah paling awal menuju kebebasan finansial. Lupakan kebiasaan Anda yang “tampak kaya”, tetapi “keropos di dalam”.
#Sumber
0 comments
Post a Comment