Setiap muslim di dunia ini tentu saja menginginkan agar menjadi orang yang shaleh. Tindakan ini dapat diwujudkan dengan kepatuhan menjalankan ajaran agama dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya manusia biasa, bahkan Nabi-nabi terdahulu pun berdoa agar dirinya menjadi pribadi yang shaleh.Balasan terhadap keshalehan adalah kenikmatan surga yang dijanjikan Allah SWT. Itulah mengapa keshalehan menjadi sangat penting dan begitu diharapkan. Akan tetapi menjadi orang yang shaleh tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Ada banyak hambatan yang harus dilalui dan senantiasa dialami kaum muslim. Bukan hanya ujian dari luar, namun sifat dari dalam diri yang kerap menjadi penghalang keshalehan. Berikut ini lima hal penghalang kesalehan agar kita bisa menghindarinya.
1. Merasa Senang dengan Kebodohan
Hal pertama yang dapat menghambat kesalehan adalah merasa senang dengan kebodohan. Arti dari pernyataan ini adalah, membuarkan diri bahkan merasa nyaman dengan ketidaktahuan dalam masalah agama. Dalam diri orang yang memiliki sifat ini, tidak ada keinginan untuk belajar dengan sungguh-sungguh apa itu Islam dan bagaimana menjadi muslim yang baik. Orang-orang semacam ini tidak menunjukkan ketidakseriusan di dalam mempelajari keislama dan justru sibuk dengan belajar ilmu pengetahuan atau kesibukannya mengurus berbagai masalah duniawi. Orang seperti ini seharusnya mengingat pesan Rasulullah saw:“Allah membenci orang yang pandai dalam urusan dunia tetapi bodoh dalam urusan akhirat.”
2. Tamak dengan Dunia
Hal kedua yang ternyata dapat menghambatan menuju kesalehan adalah tamak dengan dunia. Setiap orang tentu ingin semua kebutuhannya terpenuhi. Untuk itu mereka kemudian bekerja untuk menghasilkan uang demi mencukupi kebutuhan tersebut. Namun, orang tersebut tidak bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Mereka justru mengingingkan harta yang lebih banyak lagi, namun melalui cara yang tidak halal untuk memperolehnya. Ketamakan itu bisa dilihat dari mereka mendapatkan kekayaan dengan melakukan penguasaan atau monopoli yang menyebabkan orang lain tidak mendapatkan peluang untuk berusaha. Di samping itu, orang yang rakus dan iri terhadap orang lain yang memiliki harta sehingga ia berusaha agar tidak ada orang yang menyainginya.
Bahkan rakus terhadap harta ini membuat orang tersebut tidak peduli dengan ketentuan hukum islam, sehingga Allah SWT memperingatkan kita semua lewat firman-Nya:"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui." (QS Al Baqarah [2]:188)
3. Bakhil dengan Kelebihan Harta
Bakhil atau kikir dengan kelebihan harta menjadi hal selanjutnya yang menjadi penghalang seorang umat menuju kesalehan. Bakhil merupakan salah satu sifat tercela yang harus dihindari, karena apabila tetap dipelihara dalam diri maka akan membuat orang tersebut rugi dalam kehidupan di dunia dan akhiratnya. Allah Ta’ala berfirman:
"Dan siapa yang dihindarkan dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Al Hasyr [59]:9).Kekikiran pada diri manusia itu bisa mengakibatkan binasanya suatu umat. Hal tersebut dikarenakan mereka melakukan pertumpahan daah dan ternodalah nilai-nilai kehormatan yang mereka miliki. Di sinilah salahnya letak mengapa harus menghindari sifat kikir ini. Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah kekikiran, karena sesungguhnya ia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian, mendorong mereka menumpahkan darah dan menghalalkan semua yang diharamkan Allah (HR. Muslim).
Oleh sebab itu, hindarilah sifat kikir karena dapat membuat diri dibenci sesama muslim, hilangnya ketenangan jiwa. Lebih dari itu, tenyata orang yang memiliki sifat kikir juga akan lebih merugi lagi ketika di akhirat kelak. Allah Ta’ala berfirman:"Sekali-kali, janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di leher mereka pada hari kiamat." (QS Ali Imran [3]:180).
4. Riya dalam Beramal
Hal selanjutnya yang menjadi penghambat kesalehan adalah riya dalam beramal. Riya merupakan sifat tercela yakni pamer ketika melakukan suatu amal ibadah (agama) dengan maksud untuk mendapatkan pujian dari manusia. Padahal Rasulullah SAW menegaskan bahwa riya termasuk dalam kategori syirik kecil (as-syirikul asyghar) dalam salah satu sabdanya:“Sesungguhnya sesuatu yang sangat saya khawatirkan atas dirimu adalah syirik kecil, yaitu riya” (HR.Ahmad).
Untuk itu, hendaknya ketika seorang mukmin hendak melakukan suatu kebaikan atau amalan harus disandarkan kepada Allah SWt. Tidak hanya semata mempertimbangkan kepentingan manusia saja, terlebih lagi ingin memperoleh pujian dari sesama. Apalagi jika berhubungan dengan amal ibadah murni seperti shalat, baca al-qur’an, zakat dan lainnya maka Allah swt mengancam mereka yang mendustainya dengan neraka Rasulullah saw bersabda:“Sesungguhnya Allah swt mengharamkan surga bagi orang yang riya.”
5. Membanggakan Diri
Membanggakan diri menjadi hal terakhir yang ternyata juga bisa menjadi penghambat kesalehan seorang umat. Merasa diri paling sempurna dibandingakan dengan orang lain ini dikhawatirkan bisa melahirkan kesombongan. Sementara kesombongan itu sendiri merupakan sifat Allah yang tidak boleh ada dalam diri manusia. Membanggakan diri menjadi penghambat kesalehan karena dengan demikian sesorang akan meremehkan pendapat orang lain.
Ada banyak hambatan yang harus dilalui dan senantiasa dialami kaum muslim. Bukan hanya ujian dari luar, namun sifat dari dalam diri yang kerap menjadi penghalang keshalehan. Berikut ini lima hal penghalang kesalehan agar kita bisa menghindarinya.
1. Merasa Senang dengan Kebodohan
Hal pertama yang dapat menghambat kesalehan adalah merasa senang dengan kebodohan. Arti dari pernyataan ini adalah, membuarkan diri bahkan merasa nyaman dengan ketidaktahuan dalam masalah agama. Dalam diri orang yang memiliki sifat ini, tidak ada keinginan untuk belajar dengan sungguh-sungguh apa itu Islam dan bagaimana menjadi muslim yang baik. Orang-orang semacam ini tidak menunjukkan ketidakseriusan di dalam mempelajari keislama dan justru sibuk dengan belajar ilmu pengetahuan atau kesibukannya mengurus berbagai masalah duniawi. Orang seperti ini seharusnya mengingat pesan Rasulullah saw:“Allah membenci orang yang pandai dalam urusan dunia tetapi bodoh dalam urusan akhirat.”
2. Tamak dengan Dunia
Hal kedua yang ternyata dapat menghambatan menuju kesalehan adalah tamak dengan dunia. Setiap orang tentu ingin semua kebutuhannya terpenuhi. Untuk itu mereka kemudian bekerja untuk menghasilkan uang demi mencukupi kebutuhan tersebut. Namun, orang tersebut tidak bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Mereka justru mengingingkan harta yang lebih banyak lagi, namun melalui cara yang tidak halal untuk memperolehnya. Ketamakan itu bisa dilihat dari mereka mendapatkan kekayaan dengan melakukan penguasaan atau monopoli yang menyebabkan orang lain tidak mendapatkan peluang untuk berusaha. Di samping itu, orang yang rakus dan iri terhadap orang lain yang memiliki harta sehingga ia berusaha agar tidak ada orang yang menyainginya.
Bahkan rakus terhadap harta ini membuat orang tersebut tidak peduli dengan ketentuan hukum islam, sehingga Allah SWT memperingatkan kita semua lewat firman-Nya:"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui." (QS Al Baqarah [2]:188)
3. Bakhil dengan Kelebihan Harta
Bakhil atau kikir dengan kelebihan harta menjadi hal selanjutnya yang menjadi penghalang seorang umat menuju kesalehan. Bakhil merupakan salah satu sifat tercela yang harus dihindari, karena apabila tetap dipelihara dalam diri maka akan membuat orang tersebut rugi dalam kehidupan di dunia dan akhiratnya. Allah Ta’ala berfirman:
"Dan siapa yang dihindarkan dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Al Hasyr [59]:9).Kekikiran pada diri manusia itu bisa mengakibatkan binasanya suatu umat. Hal tersebut dikarenakan mereka melakukan pertumpahan daah dan ternodalah nilai-nilai kehormatan yang mereka miliki. Di sinilah salahnya letak mengapa harus menghindari sifat kikir ini. Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah kekikiran, karena sesungguhnya ia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian, mendorong mereka menumpahkan darah dan menghalalkan semua yang diharamkan Allah (HR. Muslim).
Oleh sebab itu, hindarilah sifat kikir karena dapat membuat diri dibenci sesama muslim, hilangnya ketenangan jiwa. Lebih dari itu, tenyata orang yang memiliki sifat kikir juga akan lebih merugi lagi ketika di akhirat kelak. Allah Ta’ala berfirman:"Sekali-kali, janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di leher mereka pada hari kiamat." (QS Ali Imran [3]:180).
4. Riya dalam Beramal
Hal selanjutnya yang menjadi penghambat kesalehan adalah riya dalam beramal. Riya merupakan sifat tercela yakni pamer ketika melakukan suatu amal ibadah (agama) dengan maksud untuk mendapatkan pujian dari manusia. Padahal Rasulullah SAW menegaskan bahwa riya termasuk dalam kategori syirik kecil (as-syirikul asyghar) dalam salah satu sabdanya:“Sesungguhnya sesuatu yang sangat saya khawatirkan atas dirimu adalah syirik kecil, yaitu riya” (HR.Ahmad).
Untuk itu, hendaknya ketika seorang mukmin hendak melakukan suatu kebaikan atau amalan harus disandarkan kepada Allah SWt. Tidak hanya semata mempertimbangkan kepentingan manusia saja, terlebih lagi ingin memperoleh pujian dari sesama. Apalagi jika berhubungan dengan amal ibadah murni seperti shalat, baca al-qur’an, zakat dan lainnya maka Allah swt mengancam mereka yang mendustainya dengan neraka Rasulullah saw bersabda:“Sesungguhnya Allah swt mengharamkan surga bagi orang yang riya.”
5. Membanggakan Diri
Membanggakan diri menjadi hal terakhir yang ternyata juga bisa menjadi penghambat kesalehan seorang umat. Merasa diri paling sempurna dibandingakan dengan orang lain ini dikhawatirkan bisa melahirkan kesombongan. Sementara kesombongan itu sendiri merupakan sifat Allah yang tidak boleh ada dalam diri manusia. Membanggakan diri menjadi penghambat kesalehan karena dengan demikian sesorang akan meremehkan pendapat orang lain.
#Sumber
0 comments
Post a Comment