Ketika mendengar kata empedu, yang ada di pikiran kebanyakan orang adalah bagian kecil berwarna hitam pekat, yang terdapat di sekitar organ hati. Padahal sebenarnya, empedu berbentuk cairan pekat hasil pencernaan yang diproduksi hati.
Bagian hitam pekat yang berada di dekat organ hati itu, disebut kandung empedu. Ia berfungsi untuk menyaring semua sisa-sisa pencernaan, untuk kemudian dipekatkan. Oleh karena itu, warna dari organ ini cenderung abu-abu kehitaman. Meski ukurannya hanya sebesar buah alpukat, namun ancaman yang bisa terjadi pada kandung empedu, bisa berbahaya.
"Kelainan pada kandung empedu, adalah salah satu penyebab kematian dengan angka yang cukup tinggi, sekitar 10-13 persen di Indonesia,"Dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD diwawancara di RSU Bunda, Jakarta, beberapa hari lalu.
Erik menjelaskan, kelainan yang dapat terjadi pada kandung empedu, didominasi dua gangguan, yakni peradangan dan terbentuknya batu di dalam kandung empedu.
Lantas apa saja gejalanya? Gejala awal, menurut Erik, yang bisa terjadi pada penderita gangguan kandung empedu, adalah munculnya rasa sakit pada bagian perut bawah bagian kanan.
Selain itu, beberapa gejala lain bisa terjadi seperti mual, muntah, demam, hingga dalam kasus yang cukup parah, tubuhnya akan berubah kekuningan. "Kuning pada tubuh, disebabkan adanya penyumbatan pada saluran empedu, yang membuat racun menyebar ke seluruh tubuh,"
Bagian hitam pekat yang berada di dekat organ hati itu, disebut kandung empedu. Ia berfungsi untuk menyaring semua sisa-sisa pencernaan, untuk kemudian dipekatkan. Oleh karena itu, warna dari organ ini cenderung abu-abu kehitaman. Meski ukurannya hanya sebesar buah alpukat, namun ancaman yang bisa terjadi pada kandung empedu, bisa berbahaya.
"Kelainan pada kandung empedu, adalah salah satu penyebab kematian dengan angka yang cukup tinggi, sekitar 10-13 persen di Indonesia,"Dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD diwawancara di RSU Bunda, Jakarta, beberapa hari lalu.
Erik menjelaskan, kelainan yang dapat terjadi pada kandung empedu, didominasi dua gangguan, yakni peradangan dan terbentuknya batu di dalam kandung empedu.
Lantas apa saja gejalanya? Gejala awal, menurut Erik, yang bisa terjadi pada penderita gangguan kandung empedu, adalah munculnya rasa sakit pada bagian perut bawah bagian kanan.
Selain itu, beberapa gejala lain bisa terjadi seperti mual, muntah, demam, hingga dalam kasus yang cukup parah, tubuhnya akan berubah kekuningan. "Kuning pada tubuh, disebabkan adanya penyumbatan pada saluran empedu, yang membuat racun menyebar ke seluruh tubuh,"
Faktor risiko, adalah hal yang menentukan apakah seseorang dapat memiliki penyakit ini atau tidak. Namun, di antara banyak risiko, yang paling tinggi risikonya untuk terkena gangguan kandung empedu adalah perempuan.
Di antaranya, yang kebetulan memiliki berat badan lebih, perempuan yang menunda momongan, dan yang terpenting, faktor usia. Gejala akan lebih parah pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun.
Untuk itu, pencegahan harus selalu dilakukan. Solusi penanganannya sangat mudah, terapkanlah pola hidup sehat. Kurangilah makanan yang mengandung banyak lemak, agar memperkecil risiko penyumbatan dan penggumpalan cairan empedu yang kemudian menjadi batu.
Memakan makanan yang bergizi seimbang, juga bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat peradangan di kandung empedu, yang bisa juga menyebabkan bahaya cukup fatal.
"Jika mulai merasakan adanya sakit dan gejala yang merupakan tanda gangguan pada kandung empedu, segeralah periksakan diri Anda ke rumah sakit terdekat, untuk mendapatkan penanganan segera,".
Sumber : http://life.viva.co.id
0 comments
Post a Comment