Rintik hujan, suasana yang dingin, dan warna mendung pada langit, memang acap kali membuat perasaan menjadi lebih rapuh dan sensitif. Tak jarang, suasana yang demikian seperti membawa kita pada segala hal yang terasa menyedihkan perasaan.
Namun, apakah benar ada kaitan antara cuaca dan perasaan seseorang? Sebuah presentasi dari Royal Economic Society menguraikan penjelasan mengenai hubungan antara kondisi lingkungan alam dengan perasaan hati.
Presentasi tersebut di atas merilis penelitian yang dilakukan oleh Dr Franz Buscha dari Westminster University, Inggris, yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara cuaca alam dan perasaan dalam hati manusia.
Sebab, salah satu poin pada hasil penelitian itu menyebutkan, suasana cerah di mana matahari bersinar terang merupakan waktu di mana jumlah orang yang merasa gelisah terbilang tinggi. Hasil ini sangat kontradiktif dengan mitos yang mengatakan, udara dingin dan hujan membuat hati relatif lebih sensitif.
Sebelum mencapai kesimpulan tersebut, Dr Buscha telah melakukan penelitian selama 17 tahun terhadap 10.000 rumahtangga di Inggris. “Gagasan umum bahwa cuaca yang baik mengubah suasana hati lebih baik tidak konsisten. Maksudnya, hasil penelitian saya memperlihatkan hari yang cerah membuat banyak orang gelisah,” ujar Dr Buscha.
Pada cuaca buruk, kata Dr Buscha, terbukti sebagian besar responden cenderung lebih kuat karena tertantang untuk bertahan melaluinya hingga cuaca lebih baik. “Perubahan cuaca yang terbilang ekstrim, seperti temperatur tinggi sehingga hari terasa lebih panas atau temperatur rendah yang membuat hari lebih dingin, terbukti tidak bisa mempengaruhi hati dan stamina penduduk di Inggris,” urainya.
Pengaruh suasana matahari yang terik dan panas, lanjut Dr Buscha, hanya mempengaruhi satu persen responden dalam menyelesaikan pekerjaan. Kemudian, menurut Dr Buscha, kondisi yang sejuk dan seimbang adalah waktu terbaik bagi semua penduduk Inggris. Ini dibuktikan dengan peningkatan tajam jumlah karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Namun, apakah benar ada kaitan antara cuaca dan perasaan seseorang? Sebuah presentasi dari Royal Economic Society menguraikan penjelasan mengenai hubungan antara kondisi lingkungan alam dengan perasaan hati.
Presentasi tersebut di atas merilis penelitian yang dilakukan oleh Dr Franz Buscha dari Westminster University, Inggris, yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara cuaca alam dan perasaan dalam hati manusia.
Sebab, salah satu poin pada hasil penelitian itu menyebutkan, suasana cerah di mana matahari bersinar terang merupakan waktu di mana jumlah orang yang merasa gelisah terbilang tinggi. Hasil ini sangat kontradiktif dengan mitos yang mengatakan, udara dingin dan hujan membuat hati relatif lebih sensitif.
Sebelum mencapai kesimpulan tersebut, Dr Buscha telah melakukan penelitian selama 17 tahun terhadap 10.000 rumahtangga di Inggris. “Gagasan umum bahwa cuaca yang baik mengubah suasana hati lebih baik tidak konsisten. Maksudnya, hasil penelitian saya memperlihatkan hari yang cerah membuat banyak orang gelisah,” ujar Dr Buscha.
Pada cuaca buruk, kata Dr Buscha, terbukti sebagian besar responden cenderung lebih kuat karena tertantang untuk bertahan melaluinya hingga cuaca lebih baik. “Perubahan cuaca yang terbilang ekstrim, seperti temperatur tinggi sehingga hari terasa lebih panas atau temperatur rendah yang membuat hari lebih dingin, terbukti tidak bisa mempengaruhi hati dan stamina penduduk di Inggris,” urainya.
Pengaruh suasana matahari yang terik dan panas, lanjut Dr Buscha, hanya mempengaruhi satu persen responden dalam menyelesaikan pekerjaan. Kemudian, menurut Dr Buscha, kondisi yang sejuk dan seimbang adalah waktu terbaik bagi semua penduduk Inggris. Ini dibuktikan dengan peningkatan tajam jumlah karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Sumber : http://female.kompas.com
0 comments
Post a Comment