Seorang mahasiswi Jerman memilih meninggalkan apartemennya dan pindah ke kereta api, Washington Post melaporkan. Leonie Muller membeli tiket kereta api jarak jauh dan tinggal di dalamnya untuk menyelesaikan skripsinya. Dia melakukan semua kegiatan sehari-hari, seperti mandi, di kamar mandi kereta. Dia sering bepergian larut malam.
"Semuanya dimulai ketika aku bertengkar dengan pemilik apartemen," katanya kepada Washington Post dalam sebuah wawancara pekan ini melalui email. "Aku langsung memutuskan tidak tinggal di sana lagi - dan kemudian menyadari: Sebenarnya, aku tidak ingin hidup di mana saja ."
Mahasiswi 23 tahun ini selalu membawa tas ransel yang berisi 'pakaian, laptop, buku dan tas sampah'. Dia benar-benar menikmati 'kebebasan' yang didapatnya. Itu adalah pengalaman yang telah memberinya peluang untuk mengenal orang-orang baru.
"Aku benar-benar merasa seperti di rumah saat di kereta api, dan dapat mengunjungi lebih banyak teman dan kota. Ini seperti sedang berlibur sepanjang waktu," tambahnya. Menurunkan biaya hidup bukan satu-satunya alasan di balik pilihan perumahan yang tidak biasa itu. "Aku ingin menginspirasi orang untuk mempertanyakan kebiasaan mereka dan hal-hal yang mereka anggap sebagai normal," kata Muller
Sesekali Muller menginap di rumah teman, ibu atau neneknya. Dia juga mendokumentasikan pengalaman yang tidak biasa itu di blog pribadinya. Bahkan Muller berencana menjadikan pengalamannya sebagai 'suku nomaden modern yang menggunakan kereta api' sebagai bahan skripsinya. Masalah utama yang sering ditemuinya adalah 'memiliki headset yang bisa mematikan suara bising di sekitarnya'.
"Semuanya dimulai ketika aku bertengkar dengan pemilik apartemen," katanya kepada Washington Post dalam sebuah wawancara pekan ini melalui email. "Aku langsung memutuskan tidak tinggal di sana lagi - dan kemudian menyadari: Sebenarnya, aku tidak ingin hidup di mana saja ."
Mahasiswi 23 tahun ini selalu membawa tas ransel yang berisi 'pakaian, laptop, buku dan tas sampah'. Dia benar-benar menikmati 'kebebasan' yang didapatnya. Itu adalah pengalaman yang telah memberinya peluang untuk mengenal orang-orang baru.
"Aku benar-benar merasa seperti di rumah saat di kereta api, dan dapat mengunjungi lebih banyak teman dan kota. Ini seperti sedang berlibur sepanjang waktu," tambahnya. Menurunkan biaya hidup bukan satu-satunya alasan di balik pilihan perumahan yang tidak biasa itu. "Aku ingin menginspirasi orang untuk mempertanyakan kebiasaan mereka dan hal-hal yang mereka anggap sebagai normal," kata Muller
Sesekali Muller menginap di rumah teman, ibu atau neneknya. Dia juga mendokumentasikan pengalaman yang tidak biasa itu di blog pribadinya. Bahkan Muller berencana menjadikan pengalamannya sebagai 'suku nomaden modern yang menggunakan kereta api' sebagai bahan skripsinya. Masalah utama yang sering ditemuinya adalah 'memiliki headset yang bisa mematikan suara bising di sekitarnya'.
#Sumber
0 comments
Post a Comment