Budaya jawa memang kerap sekali kental dengan berbagai mitos. Meski sudah abad millennium dan perkembangan jaman sudah maju sekali, tetap masih banyak orang yang percaya akan mitos-mitos ini dan ada juga yang membuktikan kebenaran mitos-mitos jawa ini. Kalaupun kamu mau selamat, gak ada salahnya hati-hati akan beberapa mitos ini!
1. Burung gagak
Di Jawa, sebutan burung ini adalah Goak, karena bunyinya memang “goak”. Burung ini adalah burung paling misterius bagi orang-orang jawa, karena kedatangannya biasanya menandakan akan adanya kematian di daerah yang ia datangai. Dan sudah banyak yang membuktikannya bahwa burung gagak adalah burung pertanda kematian.
2. Burung deli
Kedatangan burung deli bagi masyarakat Jawa menandakan akan terjadi hujan lebat disertai angin ribut yang cukup besar, atau bahkan dengan petir. Tidak ada yang tahu persis sebenarnya dimana burung ini tinggal, namun kadang saat cuaca sedang mendung gelap burung ini akan menampakkan diri, kadang dengan jumlah yang sangat banyak. Mitos ini sering terbukti, walau kenyataannya sering terjadi mendung dan hujan, namun apa bila burung deli ini muncul saat mendung datang, biasanya hujan lebat dan angin kencang benar-benar terjadi.
3. Burung prenjak
Bagi masyarakat Jawa, kehadiran burung prenjak yang tidak seperti biasanya, misalnya datang di halaman sebuah rumah dan berbunyi nyaring dan keras di ranting pohon yang sangat rendah, hal itu mendakan akan ada tamu agung, atau tamu penting datang dan bisa juga mungkin kerabat yang sudah lama tidak berkunjung ke rumah itu. Mitos ini sampai saat ini masih dipercaya, karena memang seperti pengalaman yang sudah-sudah benar-benar terbukti.
4. Keluar saat maghrib
Anak-anak kecil dalam masyarakat Jawa pada waktu memasuki maghrib biasanya dilarang untuk keluar rumah atau bermain di luar rumah oleh orang tuanya. Katanya hal itu berbahaya, karena pada waktu itu katanya banyak makhluk halus berkeliaran yang bisa menculik atau dalam bahasa Jawanya “menyelong” anak-anak. Sebenarnya hal ini juga berlaku sat Dhuhur atau siang hari sekitar jam 12 siang. Kebenaran mitos ini sempat terbukti, entah itu kebetulan atau memang benar-benar ada.
5. Mengambil bunga pengantin wanita
Kalau yang ini berhubungan dengan jodoh, dimana seorang ibu yang mempunyai anak remaja dan siap menikah akan mengambil sebagian bunga sisa atau bunga yang dipakai oleh pengantin putri yang sedang menikah. Alasannya adalah mereka percaya dengan begitu anaknya akan cepat mendapatkan jodoh dan menyusul untuk menikah.
6. Menangkal hujan dengan sapu lidi, bawang merah dan cabai
Sebagian masyarakat jawa terutama jaman dahulu percaya untuk menangkal agar hujan tidak turun dengan cara mereka mendirikan sapu lidi dibalik, kemudian ujungnya ditancapi dengan cabai dan bawang merah. Ini dilakukan biasanya saat musim panen padi, karena meraka membutuhkan panas matahari untuk mengeringkan padi hasil panennya. Tapi seiring dengan berkembangnya pengetahuan mereka dan juga perubahan cuaca yang tidak menentu, cara ini mulai ditinggalkan.
7. Menabrak kucing hingga mati
Entah darimana mulanya, masyarakat Jawa tradisional mempercayai bahwa ketika mereka menabrak kucing di jalan hingga mati, maka mereka wajib untuk menguburkannya dan mengadakan selamatan kecil. Karena mereka percaya kalau hal itu tidak dilakukan, maka dikemudian hari mereka akan mendapat kesialan.
8. Perempuan yang menyapu tidak bersih akan dapat suami brewokan
Entah darimana hubungan ini berasal. Yang jelas, setiap anak gadis masyarakat jawa, akan diberitahu kalau menyapu tidak bersih akan mendapat suami brewokan. Karena pria brewokan dinilai tidak bersih. Mungkin itulah hubungannya antara menyapu tidak bersih dan pria tidak bersih.
1. Burung gagak
Di Jawa, sebutan burung ini adalah Goak, karena bunyinya memang “goak”. Burung ini adalah burung paling misterius bagi orang-orang jawa, karena kedatangannya biasanya menandakan akan adanya kematian di daerah yang ia datangai. Dan sudah banyak yang membuktikannya bahwa burung gagak adalah burung pertanda kematian.
2. Burung deli
Kedatangan burung deli bagi masyarakat Jawa menandakan akan terjadi hujan lebat disertai angin ribut yang cukup besar, atau bahkan dengan petir. Tidak ada yang tahu persis sebenarnya dimana burung ini tinggal, namun kadang saat cuaca sedang mendung gelap burung ini akan menampakkan diri, kadang dengan jumlah yang sangat banyak. Mitos ini sering terbukti, walau kenyataannya sering terjadi mendung dan hujan, namun apa bila burung deli ini muncul saat mendung datang, biasanya hujan lebat dan angin kencang benar-benar terjadi.
3. Burung prenjak
Bagi masyarakat Jawa, kehadiran burung prenjak yang tidak seperti biasanya, misalnya datang di halaman sebuah rumah dan berbunyi nyaring dan keras di ranting pohon yang sangat rendah, hal itu mendakan akan ada tamu agung, atau tamu penting datang dan bisa juga mungkin kerabat yang sudah lama tidak berkunjung ke rumah itu. Mitos ini sampai saat ini masih dipercaya, karena memang seperti pengalaman yang sudah-sudah benar-benar terbukti.
4. Keluar saat maghrib
Anak-anak kecil dalam masyarakat Jawa pada waktu memasuki maghrib biasanya dilarang untuk keluar rumah atau bermain di luar rumah oleh orang tuanya. Katanya hal itu berbahaya, karena pada waktu itu katanya banyak makhluk halus berkeliaran yang bisa menculik atau dalam bahasa Jawanya “menyelong” anak-anak. Sebenarnya hal ini juga berlaku sat Dhuhur atau siang hari sekitar jam 12 siang. Kebenaran mitos ini sempat terbukti, entah itu kebetulan atau memang benar-benar ada.
5. Mengambil bunga pengantin wanita
Kalau yang ini berhubungan dengan jodoh, dimana seorang ibu yang mempunyai anak remaja dan siap menikah akan mengambil sebagian bunga sisa atau bunga yang dipakai oleh pengantin putri yang sedang menikah. Alasannya adalah mereka percaya dengan begitu anaknya akan cepat mendapatkan jodoh dan menyusul untuk menikah.
6. Menangkal hujan dengan sapu lidi, bawang merah dan cabai
Sebagian masyarakat jawa terutama jaman dahulu percaya untuk menangkal agar hujan tidak turun dengan cara mereka mendirikan sapu lidi dibalik, kemudian ujungnya ditancapi dengan cabai dan bawang merah. Ini dilakukan biasanya saat musim panen padi, karena meraka membutuhkan panas matahari untuk mengeringkan padi hasil panennya. Tapi seiring dengan berkembangnya pengetahuan mereka dan juga perubahan cuaca yang tidak menentu, cara ini mulai ditinggalkan.
7. Menabrak kucing hingga mati
Entah darimana mulanya, masyarakat Jawa tradisional mempercayai bahwa ketika mereka menabrak kucing di jalan hingga mati, maka mereka wajib untuk menguburkannya dan mengadakan selamatan kecil. Karena mereka percaya kalau hal itu tidak dilakukan, maka dikemudian hari mereka akan mendapat kesialan.
8. Perempuan yang menyapu tidak bersih akan dapat suami brewokan
Entah darimana hubungan ini berasal. Yang jelas, setiap anak gadis masyarakat jawa, akan diberitahu kalau menyapu tidak bersih akan mendapat suami brewokan. Karena pria brewokan dinilai tidak bersih. Mungkin itulah hubungannya antara menyapu tidak bersih dan pria tidak bersih.
#Sumber
0 comments
Post a Comment