Rokok sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada beberapa waktu yang lalu, bahkan sempat diperdebatkan mengenai kehalalan merokok. Namun, terlepas dengan hal itu, merokok mempunyai banyak dampak negatif bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Bahkan asap rokok mempengaruhi anak menjadi perokok. Simaklah penjelasan hal tersebut. Anak merupakan tahapan perkembangan manusia di usia sekitar 3 sampai 10 tahun. Mereka belum dapat berpikir secara logis mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Selain itu, rasa ingin tahunya pun juga sangat besar. Mereka akan menanyakan banyak hal yang sekiranya belum mereka ketahui atau mereka anggap ganjil.
Pada usia anak, seharusnya mereka bermain-main bersama teman sebayanya. Namun, perkembangan zaman membuat anak-anak dewasa lebih awal. Banyak perilaku anak yang dianggap tidak normal untuk seusianya, seperti merokok. Hal ini dikarenakan asap rokok mempengaruhi anak menjadi perokok. Berikut ini penyebab asap rokok mempengaruhi anak merokok:
1. Kemampuan imitasi
Anak mempunyai kemampuan imitasi yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkannya menirukan apa yang dilakukan atau diajarkan oleh lingkungan sekitarnya. Kondisi keluarga dan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi perkembangan anak. Apabila orang tua atau lingkungan anak banyak yang merokok, maka anak akan menganggap bahwa hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi. Anak melihat bahkan menghirup asap rokok dari orang-orang sekitarnya, sehingga membuatnya tertarik untuk merokok ketika ia dewasa. Anak jadi perokok karena sering terkena asap rokok di lingkungannya.
2. Coba-coba pada anak
Anak mempunyai daya kritis yang sangat tinggi. Hampir segala hal dipertanyakan olehnya. Apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan akan dipertanyakan penjelasannya. Bahkan mereka akan terus bertanya hingga paham. Hal ini dikarenakan masih banyak hal yang perlu mereka ketahui di dunia ini. Sehingga membuat rasa penasaran anak sangat tinggi. Ketika orang tua atau orang di sekelilingnya merokok, mereka akan mempertanyakannya. Namun, hanya sebagian orang tua yang mau menjelaskannya hingga anaknya paham. Apabila informasi yang didapatkan anak belum cukup, mereka akan mencari informasi tambahannya sendiri. Salah satu contohnya adalah anak akan mencoba rokok itu dengan sendiri dan menginterpretasikannya sendiri. Kandungan nikotin yang terdapat pada rokok dapat membuat anak yang mulanya coba-coba menjadi merokok ketika dewasa. Hati-hati asap rokok membuat anak jadi perokok aktif.
3. Didikan yang kurang
Orang tua merupakan figur utama dalam perkembangan kepribadian anak. Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Peribahasa itu menjelaskan bahwa bagaimana sifat dan sikap anak tidak akan jauh dari orang tuanya. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam mengarahkan anaknya menjadi individu yang lebih baik. Jangan terlalu mengekang anak karena akan mengurangi kemampuan mengeksplor dunia pada anak. Namun, orang tua juga harus tetap mengawasinya.
Hindarkan anak pada lingkungan yang buruk, seperti merokok. Apabila lingkungan mengajarkannya untuk merokok maka tidak heran jika mereka juga akan menjadi perokok aktif. Asap rokok yang ia hirup membuatnya tidak asing dengan rokok sehingga ketika beranjak dewasa, peluang merokoknya akan lebih besar pula. Oleh karena itu, diperlukan didikan dan pengertian dari orang tua untuk menjaga anaknya dari dampak negatif lingkungan.
Pada usia anak, seharusnya mereka bermain-main bersama teman sebayanya. Namun, perkembangan zaman membuat anak-anak dewasa lebih awal. Banyak perilaku anak yang dianggap tidak normal untuk seusianya, seperti merokok. Hal ini dikarenakan asap rokok mempengaruhi anak menjadi perokok. Berikut ini penyebab asap rokok mempengaruhi anak merokok:
1. Kemampuan imitasi
Anak mempunyai kemampuan imitasi yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkannya menirukan apa yang dilakukan atau diajarkan oleh lingkungan sekitarnya. Kondisi keluarga dan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi perkembangan anak. Apabila orang tua atau lingkungan anak banyak yang merokok, maka anak akan menganggap bahwa hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi. Anak melihat bahkan menghirup asap rokok dari orang-orang sekitarnya, sehingga membuatnya tertarik untuk merokok ketika ia dewasa. Anak jadi perokok karena sering terkena asap rokok di lingkungannya.
2. Coba-coba pada anak
Anak mempunyai daya kritis yang sangat tinggi. Hampir segala hal dipertanyakan olehnya. Apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan akan dipertanyakan penjelasannya. Bahkan mereka akan terus bertanya hingga paham. Hal ini dikarenakan masih banyak hal yang perlu mereka ketahui di dunia ini. Sehingga membuat rasa penasaran anak sangat tinggi. Ketika orang tua atau orang di sekelilingnya merokok, mereka akan mempertanyakannya. Namun, hanya sebagian orang tua yang mau menjelaskannya hingga anaknya paham. Apabila informasi yang didapatkan anak belum cukup, mereka akan mencari informasi tambahannya sendiri. Salah satu contohnya adalah anak akan mencoba rokok itu dengan sendiri dan menginterpretasikannya sendiri. Kandungan nikotin yang terdapat pada rokok dapat membuat anak yang mulanya coba-coba menjadi merokok ketika dewasa. Hati-hati asap rokok membuat anak jadi perokok aktif.
3. Didikan yang kurang
Orang tua merupakan figur utama dalam perkembangan kepribadian anak. Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Peribahasa itu menjelaskan bahwa bagaimana sifat dan sikap anak tidak akan jauh dari orang tuanya. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam mengarahkan anaknya menjadi individu yang lebih baik. Jangan terlalu mengekang anak karena akan mengurangi kemampuan mengeksplor dunia pada anak. Namun, orang tua juga harus tetap mengawasinya.
Hindarkan anak pada lingkungan yang buruk, seperti merokok. Apabila lingkungan mengajarkannya untuk merokok maka tidak heran jika mereka juga akan menjadi perokok aktif. Asap rokok yang ia hirup membuatnya tidak asing dengan rokok sehingga ketika beranjak dewasa, peluang merokoknya akan lebih besar pula. Oleh karena itu, diperlukan didikan dan pengertian dari orang tua untuk menjaga anaknya dari dampak negatif lingkungan.
#Sumber
0 comments
Post a Comment