Tuhan menciptakan makhluk hidup dengan segala karakteristiknya. Tonggeret, serangga unik yang bangun sekali dalam 17 tahun. Ciri khas ini tidak dapat dimiliki oleh makhluk lain. Tapi masih banyak orang yang belum tahu mengenai hewan yang satu ini. Oleh karena itu simaklah artikel berikut ini mengenai kehidupan hewan Tonggeret.
Tonggeret adalah salah satu anggota dari sub ordo Cicadomorpha dimana merupakan sebutan bagi semua jenis serangga. Serangga tonggeret nan unik bangun tiap 17 tahun ini memiliki banyak anggota tubuh yang dapat mengeluarkan suara keras dengan waktu yang cukup lama di pepohonan. Selain sebutan tonggeret, terdapat sebutan lain yang berkaitan dengan suara yang dikeluarkannya, seperti garengpung dan uir-uir oleh orang Jawa, serta cengreret oleh orang Sunda. Serangga ini memiliki sayap tembus pandang dan mata facet dimana letaknya berjauhan dengan kepala. Hewan ini memiliki perawakan seperti lalat besar, meskipun terdapat tonggeret berukuran kecil.
Biasanya, tonggeret hidup di wilayah yang iklimnya sedang atau tropis. Serangga ini memiliki ukuran yang lebih besar serta adanya akustik di luar tubuhnya yang berfungsi sebagai penghasil suara di bagian bawah sayap. Hal inilah yang membuat tonggeret menjadi mudah untuk dibedakan dengan hewan serangga lainnya. Terlebih dengan ciri serangga tonggeret keluar hanya setiap 17 tahun sekali. Ketika musim penghujan, suara hewan ini akan lebih nyaring. Terlebih jika mereka sudah pada tahap dewasa, mereka akan keluar dari bawah tanah untuk melakukan perkawinan. Setalah melakukan kawin, uir-uir betina ini akan mati setelah meletakkan telurnya di tanah. Terdapat beberapa orang yang mengira bahwa hewan ini adalah lalat besar atau belalang, padahal mereka tidak memiliki hubungan kekerabatan dekat. Justru kutu locat dan werenglah yang memiliki hubungan dekat.
Di seluruh dunia, terdapat sekitar 3.000 jenis tonggeret meskipun masih banyak di antaranya yang belum dapat ditemukan. Hewan ini dikelompokkan menjadi dua keluarga (familia), yakni Tettigarctidae dan Cicadidae. Ada beberapa jenis dari familia ini yang sudah punah di daerah Tasmania dan Australia Selatan.
Selain keunikan serangga tonggeret pada ciri fisik dan banyaknya spesies, hewan ini masih memiliki keistimewaan tersendiri, yakni fase metamorfosa yang menarik untuk dipelajari. Serangga tersebut akan menjadi larva selama 17 tahun. Setelah itu, ia akan menjadi serangga dewasa selama 3 hari dan kemudian memasuki tahap reproduksi. Tidak seperti hewan lain, setelah mereka melakuakn perkawinan maka tonggeret akan mati. Ketika dalam fase larva, mereka tidur selama 17 tahun. Setelah selesai masa itu, mereka akan keluar dari sarang-sarang pada malam hari. Dalam perkawinan, mereka akan mengeluarkan suara yang nyaring dan berisik untuk menarik pasangannya.
Mayoritas serangga ini hidup menyendiri untuk mendapatkan ketenangan dengan menggali tanah sebagai tempat tinggalnya. Ketika waktunya tiba dan hari gelap maka mereka akan keluar dari tempat persembunyiannya untuk mencari pasangan. Namun, yang menakjubkan adalah dengan siklus hidup yang sebentar membuat mereka terhindar dari predator yang akan memangsanya. Tonggeret memiliki siklus hidup yang tidak singkron dengan musuh mereka. Serangga ini memiliki 17 tahun dalam larva, sedangkan musuh mereka memiiliki 2 atau tiga tahun dalam siklus hidup mereka.
Satu hal yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana serangga tersebut dapat mengetahui jika hari sudah gelap karena selama 17 tahun tonggeret berada di sarang yang tesembunyi. Inilah yang menjadikan para ilmuwan berspekulasi bahwa tonggeret memiliki siklus hidup berevolusi agar terhindar dari serangan predator.
Tonggeret adalah salah satu anggota dari sub ordo Cicadomorpha dimana merupakan sebutan bagi semua jenis serangga. Serangga tonggeret nan unik bangun tiap 17 tahun ini memiliki banyak anggota tubuh yang dapat mengeluarkan suara keras dengan waktu yang cukup lama di pepohonan. Selain sebutan tonggeret, terdapat sebutan lain yang berkaitan dengan suara yang dikeluarkannya, seperti garengpung dan uir-uir oleh orang Jawa, serta cengreret oleh orang Sunda. Serangga ini memiliki sayap tembus pandang dan mata facet dimana letaknya berjauhan dengan kepala. Hewan ini memiliki perawakan seperti lalat besar, meskipun terdapat tonggeret berukuran kecil.
Biasanya, tonggeret hidup di wilayah yang iklimnya sedang atau tropis. Serangga ini memiliki ukuran yang lebih besar serta adanya akustik di luar tubuhnya yang berfungsi sebagai penghasil suara di bagian bawah sayap. Hal inilah yang membuat tonggeret menjadi mudah untuk dibedakan dengan hewan serangga lainnya. Terlebih dengan ciri serangga tonggeret keluar hanya setiap 17 tahun sekali. Ketika musim penghujan, suara hewan ini akan lebih nyaring. Terlebih jika mereka sudah pada tahap dewasa, mereka akan keluar dari bawah tanah untuk melakukan perkawinan. Setalah melakukan kawin, uir-uir betina ini akan mati setelah meletakkan telurnya di tanah. Terdapat beberapa orang yang mengira bahwa hewan ini adalah lalat besar atau belalang, padahal mereka tidak memiliki hubungan kekerabatan dekat. Justru kutu locat dan werenglah yang memiliki hubungan dekat.
Di seluruh dunia, terdapat sekitar 3.000 jenis tonggeret meskipun masih banyak di antaranya yang belum dapat ditemukan. Hewan ini dikelompokkan menjadi dua keluarga (familia), yakni Tettigarctidae dan Cicadidae. Ada beberapa jenis dari familia ini yang sudah punah di daerah Tasmania dan Australia Selatan.
Selain keunikan serangga tonggeret pada ciri fisik dan banyaknya spesies, hewan ini masih memiliki keistimewaan tersendiri, yakni fase metamorfosa yang menarik untuk dipelajari. Serangga tersebut akan menjadi larva selama 17 tahun. Setelah itu, ia akan menjadi serangga dewasa selama 3 hari dan kemudian memasuki tahap reproduksi. Tidak seperti hewan lain, setelah mereka melakuakn perkawinan maka tonggeret akan mati. Ketika dalam fase larva, mereka tidur selama 17 tahun. Setelah selesai masa itu, mereka akan keluar dari sarang-sarang pada malam hari. Dalam perkawinan, mereka akan mengeluarkan suara yang nyaring dan berisik untuk menarik pasangannya.
Mayoritas serangga ini hidup menyendiri untuk mendapatkan ketenangan dengan menggali tanah sebagai tempat tinggalnya. Ketika waktunya tiba dan hari gelap maka mereka akan keluar dari tempat persembunyiannya untuk mencari pasangan. Namun, yang menakjubkan adalah dengan siklus hidup yang sebentar membuat mereka terhindar dari predator yang akan memangsanya. Tonggeret memiliki siklus hidup yang tidak singkron dengan musuh mereka. Serangga ini memiliki 17 tahun dalam larva, sedangkan musuh mereka memiiliki 2 atau tiga tahun dalam siklus hidup mereka.
Satu hal yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana serangga tersebut dapat mengetahui jika hari sudah gelap karena selama 17 tahun tonggeret berada di sarang yang tesembunyi. Inilah yang menjadikan para ilmuwan berspekulasi bahwa tonggeret memiliki siklus hidup berevolusi agar terhindar dari serangan predator.
#Sumber
Berita Terbaru ,HABIEB DAN BOMB KAMPUNG MELAYU BERHUBUNGAN!
ReplyDeleteDI DUGA AKAN ADA LAGI PIHAK KE 3,yaitu GUBERNUR DKI JAKARTA ,ANIS BASWEDAN< UNTUKPERSOALAN INI!SIMAK BERITA BERIKUT
http://officialzoyacinfo.blogspot.com/2017/05/bom-kampung-melayu-berhubungan-dengan.html