Di tengah persaingan hidup yang makin keras, orang-orang yang hidup di
perkotaan terasa makin individualis. Mereka tidak terlalu peduli dengan
keadaan sekitar dan hanya mementingkan keperluan pribadi masing-masing.
Kesibukan mencari nafkah membuat mereka kurang peduli dengan sekitar,
termasuk kepada fakir miskin, pengemis, atau gelandangan.
Sesuai sebutannya, orang-orang yang kita sebut pengemis tentu tak punya banyak uang alias miskin. Dari pakaian dan penampilan mereka yang serba lusuh, kumal, kotor, bau, compang-camping, kita bisa menilai orang itu sebagai pengemis. Mereka biasa meminta-minta uang kepada orang yang mereka temui sehari-hari di jalanan. Cara kerja mereka biasanya mangkal di emper-emper toko sambil menengadahkan tangan atau menghampiri mobil dan motor di lampu merah.
Mereka biasanya dipandang sebelah mata oleh kaum berpunya. Namun siapa sangka pengemis atau gelandangan juga ada yang berhati mulia.
Sesuai sebutannya, orang-orang yang kita sebut pengemis tentu tak punya banyak uang alias miskin. Dari pakaian dan penampilan mereka yang serba lusuh, kumal, kotor, bau, compang-camping, kita bisa menilai orang itu sebagai pengemis. Mereka biasa meminta-minta uang kepada orang yang mereka temui sehari-hari di jalanan. Cara kerja mereka biasanya mangkal di emper-emper toko sambil menengadahkan tangan atau menghampiri mobil dan motor di lampu merah.
Mereka biasanya dipandang sebelah mata oleh kaum berpunya. Namun siapa sangka pengemis atau gelandangan juga ada yang berhati mulia.
merdeka.com
0 comments
Post a Comment