Sunday, 21 December 2014

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Mereka lebih banyak memandang Hari Ibu merupakan hari ucapan kasih sayang namun ternyata maknanya lebih dari itu.

Ucapan 'Selamat Hari Ibu` mewarnai media sosial hari ini, Senin 22 Desember 2014. Tak jarang mereka juga mengunggah foto kebersamaannya bersama sang ibunda tercinta.

Namun tak banyak yang tahu sejarah dari hari ibu itu sendiri. Mereka lebih banyak memandang Hari Ibu merupakan hari ucapan kasih sayang namun ternyata maknanya lebih dari itu.

Berikut ini pendapat makna hari ibu dari selebritis, politisi hingga desainer hijab;

Putri K Wardani (Generasi kedua Mustika Ratu)

"My mom my hero. Segalanya untuk hidup saya, cahaya dan contoh baik untuk saya menjadi seorang ibu. Banyak hal yang saya pelajari dari ibu. Love you mom," ujar Putri.

Raisa (Penyanyi)

"Buatku tiap hari adalah hari ibu, kami selalu menyempatkan diri untuk bersama walaupun sebentar. Buatku ibu segalanya, sahabat, orangtua, kakak ya ibu banyak memainkan peran di hidupku. Raisa sayang ibu," katanya kepada Dream.co.id.

Tulus (Penyanyi)

"Semua hari itu spesial untuk ibu. Pahlawan dalam kehidupan saya," ujarnya.

Rieke Diah Pitaloka (Politisi)

Dalam personal message yang dibuat di smarthphone-nya, wanita yang peduli kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ini menyerukan 22 Desember adalah hari gerakan politik perempuan.

"22 Desember 1928 Kongres perempuan pertama Indonesia. Selamat hari gerakan politik perempuan," tulisnya.

Restu Anggraeni 'Etu' (Desainer busana muslimah)

"Mama itu anugerah Allah yang subhanallah membuat hidup saya berarti. Mama segalanya, terima kasih ma," ujar wanita mungil ini.

Lalu sebenarnya bagaimanakah Hari Ibu itu tercipta? Seperti dilansir Wartafeminis, Hari Ibu tercipta pada 22 Desember 1938 setahun setelah kongres perempuan pertama di Indonesia digelar.

Hari Ibu ini diperingati sebagai Hari Ibu bangsa agar para ibu dapat mendidik putra dan putrinya memiliki nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme.

Kongres Perempuan Indonesia pertama 1928 merupakan momentum kesadaran kolektif perempuan Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak perempuan bersama-sama. Meningkatkan kesadaran mengenai berbagai permasalahan seperti poligami, perdagangan orang, kekerasan, dan buruh perempuan.

Perempuan pelopor yang menjadi panitia pelaksana Kongres Perempuan Indonesia saat itu diantaranya Soejatin, Nyi Hajar Dewantoro dan Sitti Sundari.

Merekalah yang menjadi inisiator dan penggerak Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 yang juga ikut dalam deklarasi Sumpah Pemuda 1928.

dream.co.id 

Daftar Gratis Download Theme Premium, SEO Friendly, Free Support, Free Setup

IDWebhost.com Best Service at Affordable Cost

0 comments

Post a Comment