Perempuan 29 tahun itu akhirnya bisa melihat bayi yang baru dia lahirkan, meski harus menggunakan alat bantu khusus.
Sebuah momen luar biasa dialami, Kathy Beitz, seorang ibu buta di Kanada. Perempuan 29 tahun itu akhirnya bisa melihat bayi yang baru dia lahirkan, meski harus menggunakan alat bantu khusus.
"Bayi pertama saya yang benar-benar bisa saya lihat, dengan penglihatan saya sendiri sungguh luar biasa," tutur Beitz sebagaimana dikutip Dream dari Daily Mail, Senin 26 Januari 2015.
Sejak usia 11 tahun, perempuan asal Guelph, Ontario, itu didiagnosis mengalami penyakit Stargardt. Sebuah kondisi genetik yang menyebabkan degenerasi makula. Sejak itu pula dia divonis mengalami kebutaan.
Namun dengan bantuan kacamata khusus yang dikembangkan eSights, akhirnya Beitz bisa melihat. Kacamata ini dilengkapi dengan kamera video, di mana gambar ditingkatkan dan diproyeksikan ke layar definisi tinggi di depan mata.
"Saat saya mengenakan kacamata, saya sangat siap untuk memakainya," tutur Beitz. "Aku harus melihat bahwa ia memiliki kaki dan jari kaki seperti milik suami saya, dan saya melihat dia memiliki bibir mirip saya,” tambah Beitz bahagia.
Kacamata ini memang tak murah. Hanya sekitar 140 orang di Amerika Utara yang memiliki kacamata seperti ini.
Untuk memiliki alat canggih ini seseorang harus merogoh kocek sebesar Rp 187,8 juta. Namun eSight memiliki divisi penggalangan dana untuk membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkan kacamata ini.
dream.co.id Sebuah momen luar biasa dialami, Kathy Beitz, seorang ibu buta di Kanada. Perempuan 29 tahun itu akhirnya bisa melihat bayi yang baru dia lahirkan, meski harus menggunakan alat bantu khusus.
"Bayi pertama saya yang benar-benar bisa saya lihat, dengan penglihatan saya sendiri sungguh luar biasa," tutur Beitz sebagaimana dikutip Dream dari Daily Mail, Senin 26 Januari 2015.
Sejak usia 11 tahun, perempuan asal Guelph, Ontario, itu didiagnosis mengalami penyakit Stargardt. Sebuah kondisi genetik yang menyebabkan degenerasi makula. Sejak itu pula dia divonis mengalami kebutaan.
Namun dengan bantuan kacamata khusus yang dikembangkan eSights, akhirnya Beitz bisa melihat. Kacamata ini dilengkapi dengan kamera video, di mana gambar ditingkatkan dan diproyeksikan ke layar definisi tinggi di depan mata.
"Saat saya mengenakan kacamata, saya sangat siap untuk memakainya," tutur Beitz. "Aku harus melihat bahwa ia memiliki kaki dan jari kaki seperti milik suami saya, dan saya melihat dia memiliki bibir mirip saya,” tambah Beitz bahagia.
Kacamata ini memang tak murah. Hanya sekitar 140 orang di Amerika Utara yang memiliki kacamata seperti ini.
Untuk memiliki alat canggih ini seseorang harus merogoh kocek sebesar Rp 187,8 juta. Namun eSight memiliki divisi penggalangan dana untuk membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkan kacamata ini.
0 comments
Post a Comment