Pejabat berwenang di Negara Bagian Louisiana, Amerika Serikat,
saat ini sedang menyelidiki kasus menyebarnya bakteri mematikan dari
sebuah laboratorium khusus dengan tingkat pengamanan tinggi di sebuah
fasilitas penelitian di Covington, sekitar 80 kilometer sebelah utara
New Orleans.
Laporan dari surat kabar USA Today itu menyebutkan, bakteri mematikan itu bernama Burkholderia psudomallei dan menyebar dari Pusat Penelitian Primata Nasional Tulane.
Awalnya bakteri itu ditemukan di Asia Tenggara dan sebelah utara Australia. Mikroba itu bisa menulari manusia dan hewan melalui kontak dengan air atau tanah yang sudah terkontaminasi. Bakteri itu berpotensi menjadi wabah biologi berbahaya, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (2/3).
Fasilitas penelitian itu kini tengah mengembangkan vaksin guna menangkal bakteri itu.
Pejabat mengatakan sejauh ini belum ditemukan laporan bakteri itu menulari manusia meski empat monyet yang dipelihara di luar fasilitas itu dinyatakan sakit dan dua lainnya sudah disuntik mati.
Sebelumnya, seorang pengawas federal perempuan jatuh sakit setelah mengunjungi fasilitas penelitian itu. Namun belum jelas apakah dia sakit karena bakteri itu atau karena penyakit lain sebab dia pernah pergi ke luar negeri sebelumnya.
Pusat penelitian itu hingga kini belum memberi komentar.
"Tidak ada manusia atau primata yang saat ini sakit karena Burkholderia pseudomallei," kata pernyataan dari fasilitas itu pekan lalu.
Namun menurut USA Today, sejumlah pejabat meminta pihak berwenang segera bertindak.
"Mereka tidak bisa menjelaskan bagaimana bakteri itu bisa menyebar. Ini sangat mencemaskan," kata Richard Ebright, ahli biologi dari Universitas Rutgers di New Jersey kepada USA Today.
Fasilitas itu mengatakan monyet-monyet itu terkena infeksi saat sedang dirawat di rumah sakit hewan di dalam kompleks fasilitas itu.
Direktur peneliti di fasilitas itu Andrew Lackner mengatakan pengujian terhadap 39 contoh tanah dan 13 contoh air dari lokasi di fasilitas itu tidak menemukan adanya bakteri mematikan.
merdeka.com Laporan dari surat kabar USA Today itu menyebutkan, bakteri mematikan itu bernama Burkholderia psudomallei dan menyebar dari Pusat Penelitian Primata Nasional Tulane.
Awalnya bakteri itu ditemukan di Asia Tenggara dan sebelah utara Australia. Mikroba itu bisa menulari manusia dan hewan melalui kontak dengan air atau tanah yang sudah terkontaminasi. Bakteri itu berpotensi menjadi wabah biologi berbahaya, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (2/3).
Fasilitas penelitian itu kini tengah mengembangkan vaksin guna menangkal bakteri itu.
Pejabat mengatakan sejauh ini belum ditemukan laporan bakteri itu menulari manusia meski empat monyet yang dipelihara di luar fasilitas itu dinyatakan sakit dan dua lainnya sudah disuntik mati.
Sebelumnya, seorang pengawas federal perempuan jatuh sakit setelah mengunjungi fasilitas penelitian itu. Namun belum jelas apakah dia sakit karena bakteri itu atau karena penyakit lain sebab dia pernah pergi ke luar negeri sebelumnya.
Pusat penelitian itu hingga kini belum memberi komentar.
"Tidak ada manusia atau primata yang saat ini sakit karena Burkholderia pseudomallei," kata pernyataan dari fasilitas itu pekan lalu.
Namun menurut USA Today, sejumlah pejabat meminta pihak berwenang segera bertindak.
"Mereka tidak bisa menjelaskan bagaimana bakteri itu bisa menyebar. Ini sangat mencemaskan," kata Richard Ebright, ahli biologi dari Universitas Rutgers di New Jersey kepada USA Today.
Fasilitas itu mengatakan monyet-monyet itu terkena infeksi saat sedang dirawat di rumah sakit hewan di dalam kompleks fasilitas itu.
Direktur peneliti di fasilitas itu Andrew Lackner mengatakan pengujian terhadap 39 contoh tanah dan 13 contoh air dari lokasi di fasilitas itu tidak menemukan adanya bakteri mematikan.
0 comments
Post a Comment