Sering dikemukakan bahwa kedua orang tua menjadi pendidik sekaligus guru pertama anak di lingkungan keluarga. Dikatakan demikian karena anak pertama kali lahir, tumbuh dan berkembang di lingkungan rumah tangga.
Orang tua tidak mengajari anak dengan berbagai disiplin ilmu. Melainkan menanamkan nilai-nilai sikap dan karakter baik. Hal ini dapat dilakukan melalui tradisi dan kebiasaan yang baik di lingkungan keluarga, suri tauladan dan dokrin kedua orang tua anak.
Orang tua tidak mengajari anak dengan berbagai disiplin ilmu. Melainkan menanamkan nilai-nilai sikap dan karakter baik. Hal ini dapat dilakukan melalui tradisi dan kebiasaan yang baik di lingkungan keluarga, suri tauladan dan dokrin kedua orang tua anak.
1.Budaya baca dan tulis.
Dua budaya ini saling berkaitan. Budaya membaca berhubungan dengan penambahan pengetahuan dan wawasan. Sedangkan budaya tulis berhubungan dengan penyampaian ilmu pengetahuan dan gagasan melalui bahasa tulis. Kelak anak akan terlatih dan terbiasa untuk membaca dan menulis sesuatu yang bermanfaat.
2.Budaya antri.
Budaya antri jangan dianggap enteng. Anak yang sudah terbiasa dengan antri, menunggu giliran, kelak akan terbiasa melakukan antri di tempat pelayanan umum. Tidak mau menyelonong atau melanggar hak orang lain. Ini artinya menghormati hak dan kepentingan orang lain di tengah masyarakat.
3.Budaya mengalah.
Budaya mengalah bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik secara arif dan bijaksana. Dalam bahasa lain, tertib. Yang dulu didahulukan, begitu sebaliknya. Mengalah bukan berarti kalah melainkan mundur untuk menjaga timbulnya hal-hal yang tak diinginkan. Dengan demikian konflik yang lebih parah akaibat tak mau mengalah bisa dihindarkan. Budaya ini erat kaitannya dengan sikap mental sabar.
4.Budaya hemat.
Budaya hemat di lingkungan keluarga bukan berarti mendidik anak untuk bersikap pelit dan kikir. Melainkan mendidik dan melatih anak untuk menggunakan sesuatu sesuai kebutuhan dan menurut ukurannya. Tidak berlaku boros dan melakukan hal-hal bersifat mubazir.
5.Budaya disiplin.
Karakter disiplin memang harus dimulai di lingkungan keluarga sejak dini. Disiplin sejak dini akan membuat anak terbiasa disiplin di lingkungan sekolah maupun lingkungan lainnya. Disiplin terhadap waktu, berpakaian dan mentaati aturan dan tata tertib yang berlaku.
viva.co.id
Dua budaya ini saling berkaitan. Budaya membaca berhubungan dengan penambahan pengetahuan dan wawasan. Sedangkan budaya tulis berhubungan dengan penyampaian ilmu pengetahuan dan gagasan melalui bahasa tulis. Kelak anak akan terlatih dan terbiasa untuk membaca dan menulis sesuatu yang bermanfaat.
2.Budaya antri.
Budaya antri jangan dianggap enteng. Anak yang sudah terbiasa dengan antri, menunggu giliran, kelak akan terbiasa melakukan antri di tempat pelayanan umum. Tidak mau menyelonong atau melanggar hak orang lain. Ini artinya menghormati hak dan kepentingan orang lain di tengah masyarakat.
3.Budaya mengalah.
Budaya mengalah bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik secara arif dan bijaksana. Dalam bahasa lain, tertib. Yang dulu didahulukan, begitu sebaliknya. Mengalah bukan berarti kalah melainkan mundur untuk menjaga timbulnya hal-hal yang tak diinginkan. Dengan demikian konflik yang lebih parah akaibat tak mau mengalah bisa dihindarkan. Budaya ini erat kaitannya dengan sikap mental sabar.
4.Budaya hemat.
Budaya hemat di lingkungan keluarga bukan berarti mendidik anak untuk bersikap pelit dan kikir. Melainkan mendidik dan melatih anak untuk menggunakan sesuatu sesuai kebutuhan dan menurut ukurannya. Tidak berlaku boros dan melakukan hal-hal bersifat mubazir.
5.Budaya disiplin.
Karakter disiplin memang harus dimulai di lingkungan keluarga sejak dini. Disiplin sejak dini akan membuat anak terbiasa disiplin di lingkungan sekolah maupun lingkungan lainnya. Disiplin terhadap waktu, berpakaian dan mentaati aturan dan tata tertib yang berlaku.
viva.co.id
Daftar Gratis Download Theme Premium, SEO Friendly, Free Support, Free Setup

0 comments
Post a Comment