Masjid Qiblatain, sebuah masjid yang berada di wilayah Madinah tepatnya di tepi jalan Wadi Aqiq tak jauh dari Universitas Madinah. Masjid ini awalnya bernama Masjid Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah, sebelum akhirnya berganti nama menjadi Qiblatain. Bangunan Masjid Qiblatain memiliki dua kubah serta dua menara. Saat masuk ke ruang utama masjid, jemaah akan disambut oleh suasana sejuk dan karpet merah nan empuk.
Tampak rak-rak buku dan Quran bercat putih yang menempel di dinding masjid tertata dengan rapi. Sebuah mimbar dari kayu terlihat ditempatkan di samping kanan tempat imam memimpin salat. Pilar-pilar penyangga menjulang tinggi ke atas menopang atap dan lantai dua masjid yang diperuntukkan bagi jemaah wanita.
Melihat ke langit-langit tampak cekungan kubah yang dihias dengan gaya arsitek khas Islam. Di tengah-tengah cekungan kubah tergantung sebuah lampu hias besar berbentuk melingkar. Masjid Qiblatain memang tak seramai Masjid Nabawi dan Masjid Quba yang banyak dikunjungi jemaah haji dan umrah. Para jemaah yang berziarah ke wilayah Madinah umumnya hanya melewati atau sekadar melihat masjid ini dari luar.
Satu hal yang 'fenomenal' dari Masjid Qiblatain adalah kisah sejarah yang melatarinya. Masjid ini diberi nama Qiblatain yang artinya 'dua kiblat' karena menjadi 'saksi bisu' pergantian arah kiblat umat Islam dari Masjid Al Aqsa di Yerussalem menjadi Masjid Al Haram di Mekah. Tahun ke-2 Hijriah tepat hari Senin di bulan Rajab setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, menjadi awal sejarah nama Masjid Qiblatain.
Berubahnya arah kiblat terjadi saat Nabi dan para sahabat tengah menunaikan salat Zuhur. Ketika salat Nabi dan para sahabat sudah berlangsung dua rakaat, Allah memerintahkan Nabi untuk menghadapkan wajahnya ke arah Masjid Al Haram. Perintah ini tertuang pula di dalam Quran surat Al Baqarah.
Sejak saat itu Masjid Qiblatain memiliki dua arah mihrab, satu sisi menghadap ke arah selatan yang menunjukkan kiblat ke Baitullah di Mekah, sedangkan sisi lainnya menghadap ke arah utara yang menunjukkan kiblat ke Palestina.
Namun kini, pemerintah Arab Saudi telah melakukan renovasi dan membuat arah kiblat Masjid Qiblatain terfokus ke Kabah dengan dibuatnya sebuah kubah utama di sebelah selatan. Sementara kubah kedua yang mengarah ke Al-Aqsa sengaja dibuat lebih kecil, sekadar sebagai pengingat sejarah.
Tampak rak-rak buku dan Quran bercat putih yang menempel di dinding masjid tertata dengan rapi. Sebuah mimbar dari kayu terlihat ditempatkan di samping kanan tempat imam memimpin salat. Pilar-pilar penyangga menjulang tinggi ke atas menopang atap dan lantai dua masjid yang diperuntukkan bagi jemaah wanita.
Melihat ke langit-langit tampak cekungan kubah yang dihias dengan gaya arsitek khas Islam. Di tengah-tengah cekungan kubah tergantung sebuah lampu hias besar berbentuk melingkar. Masjid Qiblatain memang tak seramai Masjid Nabawi dan Masjid Quba yang banyak dikunjungi jemaah haji dan umrah. Para jemaah yang berziarah ke wilayah Madinah umumnya hanya melewati atau sekadar melihat masjid ini dari luar.
Satu hal yang 'fenomenal' dari Masjid Qiblatain adalah kisah sejarah yang melatarinya. Masjid ini diberi nama Qiblatain yang artinya 'dua kiblat' karena menjadi 'saksi bisu' pergantian arah kiblat umat Islam dari Masjid Al Aqsa di Yerussalem menjadi Masjid Al Haram di Mekah. Tahun ke-2 Hijriah tepat hari Senin di bulan Rajab setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, menjadi awal sejarah nama Masjid Qiblatain.
Berubahnya arah kiblat terjadi saat Nabi dan para sahabat tengah menunaikan salat Zuhur. Ketika salat Nabi dan para sahabat sudah berlangsung dua rakaat, Allah memerintahkan Nabi untuk menghadapkan wajahnya ke arah Masjid Al Haram. Perintah ini tertuang pula di dalam Quran surat Al Baqarah.
Sejak saat itu Masjid Qiblatain memiliki dua arah mihrab, satu sisi menghadap ke arah selatan yang menunjukkan kiblat ke Baitullah di Mekah, sedangkan sisi lainnya menghadap ke arah utara yang menunjukkan kiblat ke Palestina.
Namun kini, pemerintah Arab Saudi telah melakukan renovasi dan membuat arah kiblat Masjid Qiblatain terfokus ke Kabah dengan dibuatnya sebuah kubah utama di sebelah selatan. Sementara kubah kedua yang mengarah ke Al-Aqsa sengaja dibuat lebih kecil, sekadar sebagai pengingat sejarah.
#Sumber
0 comments
Post a Comment