Surga merupakan tempat kekal yang dipenuhi banyak kenikmatan, sebagai balasan bagi orang yang menjalankan kebaikan semasa di dunia. Pada hari kebangkitan nanti, semua manusia akan hitung amal baik dan buruk sebagai penentuan apakah mereka akan masuk surga atau neraka.Sebelum tiba hari perhitungan, tak satu pun mahkluk yang tahu dimana mereka akan ditempatkan. Tidak ada yang bisa menjamin apakah mereka akan ke surga atau ditempatkan di neraka.Namun berbahagialah golongan ini karena mereka mendapat jaminan dari Allah. Terdapat lima golongan yang disebutkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW mendapat jaminan. Beberapa diantaranya mudah dilakukan dan dipenuhi kriterianya pada zaman sekarang. Apa saja, berikut ringkasanya.
Dari Muadz, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjanjikan lima perkara yang siapa bisa mengerjakannya maka ia mendapat jaminan dari Allah: yakni menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, pergi berperang di jalan Allah, menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya, atau tinggal di rumahnya sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)Dalam Mujamul Ausath diriwayatkan dengan tambahan "an yudkhilal jannah" yang artinya adalah jaminan dimasukkan ke dalam surga.
1. Menjenguk Orang Sakit
Ketika menderita suatu penyakit seseorang tidak hanya memerlukan perawatan dari dokter. Dukungan moril dari teman dan kerabat menjadi hal yang sangat penting untuk memberikan motivasi mereka agar cepat sembuh.Ternyata tidak hanya berdampak bagi mereka yang sakit. Menjenguk seseorang ketika sedang sakit juga mendapat kemuliaan dari Allah. Jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharap keridhaan-Nya, maka Allah SWT akan menjaminnya di akhirat kelak.Menjenguk orang sakit adalah perbuatan mulia untuk memenuhi salah satu hak saudara muslim. Dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka akan ada yang memanggilnya (dari langit, pent), bahwa engkau adalah orang baik dan perjalananmu juga baik serta engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga." (HR. Ibnu Majah I/464 no.1443).Hadits lain juga dijelaskan dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya seislam (karena Allah), maka akan ada yang memanggilnya, bahwa engkau telah berbuat baik dan perjalananmu juga baik serta engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga." (HR. At-Tirmidzi IV/365 no.2008).
2. Mengantar Jenazah
Golongan kedua yang disebutkan dalam hadist mendapat jaminan Allah adalah orang-orang yang ketika ada saudara sesama muslim meninggal dunia, Ia mengantarkan jenazahnya sampai ke pemakaman. Tindakan ini merupakan kewajiban sesama muslim dan hak muslim lain yang meninggal dunia. Ketika ia meninggal, ia memiliki hak untuk diurusi jenazahnya dan diantar hingga ke pemakamannya. Tindakan ini sekarang sudah banyak ditinggalkan mengingat kegiatan pemakaman biasanya dilakukan pada saat jam kerja."Dari Muadz, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjanjikan lima perkara yang siapa bisa mengerjakannya maka ia mendapat jaminan dari Allah: yakni menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, pergi berperang di jalan Allah, menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya, atau tinggal di rumahnya sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)
3. Perang Di Jalan Allah
Allah begitu mengangkat setinggi-tingginya orang mukmin yang pergi berperang ke jalan Allah. Amalan ini sangat berat dilakukan oleh kaum mukmin pada era kini. Kecuali di negeri-negeri yang dijajah oleh orang-orang kafir seperti Palestina.Dari Abu Said, Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhannya, menjadikan Islam agamanya dan menjadikan Muhammad sebagai nabinya, maka ia wajib masuk surga. “Mendengar hal itu Abu Said heran dan berkata, “Ulangi lagi wahai Rasulullah. Maka beliau pun mengulanginya, kemudian bersabda, Selain itu, Allah mengangkat derajat hamba-Nya yang taat seratus kali lipat di dalam surga, perbandingan antara derajat yang satu dengan lainnya seperti antara langit dan bumi. Kemudian Abu Said berkata, “Amal apa yang bisa menjadikan seperti itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Yaitu jihad fii sabilillah, Yaitu jihad fii sabilillah,”Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata mengomentari hadits ini, “Kedudukan mujahid di surga sangat tinggi sejarak 50 ribu tahun .
4. Menemui Imam Untuk Mendukung Kepemimpinannya
Ketika zaman para sahabat Nabi dan kekhilafahan Islam setelahnya seorang khalifah dibaiat oleh umat atau perwakilan umat. Maka kaum muslimin berlomba-lomba untuk bertemu khalifah dan membaiatnya. Pada zaman sekarang, tidak sedikit orang yang menghina pemimpinnya, menyalahkan dan tidak mendukungnya, serta banyak tindakan lain yang bertentangan.
5. Tinggal Di Rumah, Tidak Mengganggu Orang Lain
Ternyata berdiam di rumah dan tidak mendapat kekacauan juga merupakan sebuah amalan yang baik. Tinggal di rumah sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain bukan berarti menutup diri dan tidak bergaul dengan masyarakat. Ia tetap berinteraksi dengan masyarakat, ia tetap keluar untuk shalat berjamaah, ia juga tetap mencari nafkah. Hanya saja, seperti dijelaskan dalam riwayat yang lain: lam yaghtab insaanaa (ia tidak meng-gosip orang lain). Lebih luasnya, ia tidak berbuat gosip dan juga tidak mencelakai orang lain baik dengan lisan maupun dengan perbuatannya.
Dari Muadz, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjanjikan lima perkara yang siapa bisa mengerjakannya maka ia mendapat jaminan dari Allah: yakni menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, pergi berperang di jalan Allah, menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya, atau tinggal di rumahnya sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)Dalam Mujamul Ausath diriwayatkan dengan tambahan "an yudkhilal jannah" yang artinya adalah jaminan dimasukkan ke dalam surga.
1. Menjenguk Orang Sakit
Ketika menderita suatu penyakit seseorang tidak hanya memerlukan perawatan dari dokter. Dukungan moril dari teman dan kerabat menjadi hal yang sangat penting untuk memberikan motivasi mereka agar cepat sembuh.Ternyata tidak hanya berdampak bagi mereka yang sakit. Menjenguk seseorang ketika sedang sakit juga mendapat kemuliaan dari Allah. Jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharap keridhaan-Nya, maka Allah SWT akan menjaminnya di akhirat kelak.Menjenguk orang sakit adalah perbuatan mulia untuk memenuhi salah satu hak saudara muslim. Dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka akan ada yang memanggilnya (dari langit, pent), bahwa engkau adalah orang baik dan perjalananmu juga baik serta engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga." (HR. Ibnu Majah I/464 no.1443).Hadits lain juga dijelaskan dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya seislam (karena Allah), maka akan ada yang memanggilnya, bahwa engkau telah berbuat baik dan perjalananmu juga baik serta engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga." (HR. At-Tirmidzi IV/365 no.2008).
2. Mengantar Jenazah
Golongan kedua yang disebutkan dalam hadist mendapat jaminan Allah adalah orang-orang yang ketika ada saudara sesama muslim meninggal dunia, Ia mengantarkan jenazahnya sampai ke pemakaman. Tindakan ini merupakan kewajiban sesama muslim dan hak muslim lain yang meninggal dunia. Ketika ia meninggal, ia memiliki hak untuk diurusi jenazahnya dan diantar hingga ke pemakamannya. Tindakan ini sekarang sudah banyak ditinggalkan mengingat kegiatan pemakaman biasanya dilakukan pada saat jam kerja."Dari Muadz, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjanjikan lima perkara yang siapa bisa mengerjakannya maka ia mendapat jaminan dari Allah: yakni menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, pergi berperang di jalan Allah, menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya, atau tinggal di rumahnya sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)
3. Perang Di Jalan Allah
Allah begitu mengangkat setinggi-tingginya orang mukmin yang pergi berperang ke jalan Allah. Amalan ini sangat berat dilakukan oleh kaum mukmin pada era kini. Kecuali di negeri-negeri yang dijajah oleh orang-orang kafir seperti Palestina.Dari Abu Said, Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhannya, menjadikan Islam agamanya dan menjadikan Muhammad sebagai nabinya, maka ia wajib masuk surga. “Mendengar hal itu Abu Said heran dan berkata, “Ulangi lagi wahai Rasulullah. Maka beliau pun mengulanginya, kemudian bersabda, Selain itu, Allah mengangkat derajat hamba-Nya yang taat seratus kali lipat di dalam surga, perbandingan antara derajat yang satu dengan lainnya seperti antara langit dan bumi. Kemudian Abu Said berkata, “Amal apa yang bisa menjadikan seperti itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Yaitu jihad fii sabilillah, Yaitu jihad fii sabilillah,”Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata mengomentari hadits ini, “Kedudukan mujahid di surga sangat tinggi sejarak 50 ribu tahun .
4. Menemui Imam Untuk Mendukung Kepemimpinannya
Ketika zaman para sahabat Nabi dan kekhilafahan Islam setelahnya seorang khalifah dibaiat oleh umat atau perwakilan umat. Maka kaum muslimin berlomba-lomba untuk bertemu khalifah dan membaiatnya. Pada zaman sekarang, tidak sedikit orang yang menghina pemimpinnya, menyalahkan dan tidak mendukungnya, serta banyak tindakan lain yang bertentangan.
5. Tinggal Di Rumah, Tidak Mengganggu Orang Lain
Ternyata berdiam di rumah dan tidak mendapat kekacauan juga merupakan sebuah amalan yang baik. Tinggal di rumah sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat dari orang lain bukan berarti menutup diri dan tidak bergaul dengan masyarakat. Ia tetap berinteraksi dengan masyarakat, ia tetap keluar untuk shalat berjamaah, ia juga tetap mencari nafkah. Hanya saja, seperti dijelaskan dalam riwayat yang lain: lam yaghtab insaanaa (ia tidak meng-gosip orang lain). Lebih luasnya, ia tidak berbuat gosip dan juga tidak mencelakai orang lain baik dengan lisan maupun dengan perbuatannya.
#Sumber
0 comments
Post a Comment