Sebagai umat islam, sudah sepatutnya kita selalu mengandalkan doa kepada Allah SWT dalam berbagai urusan, baik itu duniawi maupun akhirat. Karena memang doa adalah senjata orang-orang yang beriman. Doa menjadi bukti kelemahan seorang hamba dihadapan Allah SWT yang Maha Kuat.
Namun, terkadang doa yang dipanjatkan belum juga dikabulkan oleh Allah. Meski telah lama berdoa dan memohon. Jika ini yang terjadi, perlulah kita untuk mengoreksi diri. Mungkin ada perilaku kita yang belum benar atau malahan menuju kepada dosa.Berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam riwayat-riwayat yang shahih, ada begitu banyak cara yang bisa ditempuh agar doa kita mustajab (mudah terkabul). Salah satu caranya ada pada kisah berikut:
Sa’ad bin Abi Waqqash adalah salah seorang pemanah ulung yang juga menjadi sahabat Rasulullah. Pada suatu malam, Sa’ad bin Abi Waqqash mendapat giliran menjaga Nabi SAW yang sedang beristirahat. Dengan siaga, Sa’ad bin Abi Waqqash tidak berani memejamkan mata hingga Nabi SAW bangun dan beranjak menunaikan sholat Tahajjud. Ketika Rasulullah terbangun, Sa’ad bin Abi Waqqash pun segera menghampiri Nabi sambil memberikan bejana berisi air untuk berwudhu. Dengan penuh hormat, Sa’ad bin Abi Waqqash menunggui Rasulullah sambil menunduk.
Nabi SAW yang melihat akhlak mulia sahabatnya ini pun bertanya, “Mintalah sesuatu padaku, hai Sa’ad.” Lanjut Rasulullah penuh kelembutan, “Aku akan mendoakan kepada Allah Ta’ala untukmu.” Kemudian Sa'ad pun menjawab dengan penuh hormat, “Mintakanlah pada Allah Ta’ala, ya Rasulullah,”, “agar doaku mustajab.”
Rasulullah SAW pun tersenyum ketika mendengar permintaan Sa’ad bin Abi Waqqash. Sebuah permintaan yang sempurna, meliputi urusan dunia dan akhirat. Sebuah permintaan agung melebihi batas-batas keterbatasan seorang hamba.Bukankah jika doa seorang hamba dijamin terkabul, dia bisa memohon segala sesuatu sekehendaknya? Tentunya, doa-doa yang dipanjatkannya pun bukan sembarang doa. Melainkan agar senantiasa diberi nikmat akhirat yang abadi.
Kemudian, Rasulullah pun menjawab permintaan Sa’ad bin Abi Waqqash ini, Rasulullah SAW menjawab sekaligus memberi kiat, “Bantulah aku, wahai Sa’ad, untuk memperbaiki makananmu.” Itulah kiatnya. Memperbaiki makanan. Yang berarti selalu makan makanan yang halal saja. Karena makanan yang halal akan selalu membawa keberkahan baik di dunia dan akhirat. Jangan sekali-kali tergiur dengan yang haram. Selain dosa, hal ini juga tak baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat.
Namun, terkadang doa yang dipanjatkan belum juga dikabulkan oleh Allah. Meski telah lama berdoa dan memohon. Jika ini yang terjadi, perlulah kita untuk mengoreksi diri. Mungkin ada perilaku kita yang belum benar atau malahan menuju kepada dosa.Berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam riwayat-riwayat yang shahih, ada begitu banyak cara yang bisa ditempuh agar doa kita mustajab (mudah terkabul). Salah satu caranya ada pada kisah berikut:
Sa’ad bin Abi Waqqash adalah salah seorang pemanah ulung yang juga menjadi sahabat Rasulullah. Pada suatu malam, Sa’ad bin Abi Waqqash mendapat giliran menjaga Nabi SAW yang sedang beristirahat. Dengan siaga, Sa’ad bin Abi Waqqash tidak berani memejamkan mata hingga Nabi SAW bangun dan beranjak menunaikan sholat Tahajjud. Ketika Rasulullah terbangun, Sa’ad bin Abi Waqqash pun segera menghampiri Nabi sambil memberikan bejana berisi air untuk berwudhu. Dengan penuh hormat, Sa’ad bin Abi Waqqash menunggui Rasulullah sambil menunduk.
Nabi SAW yang melihat akhlak mulia sahabatnya ini pun bertanya, “Mintalah sesuatu padaku, hai Sa’ad.” Lanjut Rasulullah penuh kelembutan, “Aku akan mendoakan kepada Allah Ta’ala untukmu.” Kemudian Sa'ad pun menjawab dengan penuh hormat, “Mintakanlah pada Allah Ta’ala, ya Rasulullah,”, “agar doaku mustajab.”
Rasulullah SAW pun tersenyum ketika mendengar permintaan Sa’ad bin Abi Waqqash. Sebuah permintaan yang sempurna, meliputi urusan dunia dan akhirat. Sebuah permintaan agung melebihi batas-batas keterbatasan seorang hamba.Bukankah jika doa seorang hamba dijamin terkabul, dia bisa memohon segala sesuatu sekehendaknya? Tentunya, doa-doa yang dipanjatkannya pun bukan sembarang doa. Melainkan agar senantiasa diberi nikmat akhirat yang abadi.
Kemudian, Rasulullah pun menjawab permintaan Sa’ad bin Abi Waqqash ini, Rasulullah SAW menjawab sekaligus memberi kiat, “Bantulah aku, wahai Sa’ad, untuk memperbaiki makananmu.” Itulah kiatnya. Memperbaiki makanan. Yang berarti selalu makan makanan yang halal saja. Karena makanan yang halal akan selalu membawa keberkahan baik di dunia dan akhirat. Jangan sekali-kali tergiur dengan yang haram. Selain dosa, hal ini juga tak baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat.
#Sumber
0 comments
Post a Comment