Saturday, 20 June 2015

Pentingkah Menabung Untuk Dunia & Akhirat?

Menabung?dapat dibilang susah-susah gampang. Karena bisa jadi kebiasaan yang sulit apabila dilakukan atau memang benar-benar harus dipaksakan. Bicara soal menabung, tentunya kita tidak sekedar menabung untuk urusan kita di dunia saja, namun bisa jadi menjadi urusan akhirat juga. Misalnya saja, jika akhi dan ukhti menabung sedikit-demi sedikit di bank dengan niatan agar dapat melaksanakan ibadah haji.

Nah, dari situ kita telah mendapatkan dua keuntungan dari menabung tadi. Yang pertama, di dunia: Alhamdulillah nya kita dapat menunaikan ibadah haji dengan hasil usaha kita sendiri, tentunya menjadi cerita dan kebahagiaan tersendiri bagi akhi dan ukhti yang mengalaminya. Lalu, yang kedua, di akhirat: Alhamdulillah nya jika kita sudah menunaikan ibadah haji, sewaktu-waktu ajal menjemput kita, tak perlu risau. Akhi dan ukhti telah menyempurnakan rukun Islam akhi dan ukhti.

Mungkin sering kali kita memaknai menabung dengan menyimpan sebagian penghasilan secara berangsur-angsur untuk menanggulangi kebutuhan di masa mendatang. Di dalam agama Islam juga selalu menganjurkan kepada pemeluknya untuk memantapkan keseimbangan antara berbelanja dan menyimpan, dituntut untuk bersikap ekonomis atau seimbang dalam cara mengatur perbelanjaan kita. Dengan demikan, harta yang ada tidak boleh kita belanjakan dengan cara yang boros dan berlebihan. Di sisi lain kita juga tidak boleh melalaikan perbelanjaan yang pokok, penting dan mendesak.

Seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 29, sebagai berikut:

وَلاَتَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلاَتَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا
Yang artinya “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah terlalu mengulurkannya karena kamu akan menjadi tercela dan menyesal” (al-Isra:29)

Dan Rasulullah SAW juga menganjurkan kepada kita untuk menabung selagi kita tidak mempunyai keperluan yang mendesak untuk berbelanja. Rasulullah SAW bersabda: “Berhemat (ekonomis) adalah separuh dari kehidupan. Barang siapa yang berhemat akan dikayakan oleh Allah dan barang siapa yang boros maka Allah akan memberikan kemiskinan baginya”. (HR. Al- Bazzar).

Selain itu, dalam ajaran agama Islam juga dianjurkan merealisasikan hidup hemat, seperti yang di firmankan oleh Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 26-27, sebagai berikut:

وَءَاتِ ذَا الْقُرْبَي حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلاَتُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Yang artinya “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros”. (QS. al-Isra ayat 26)

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينَ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Yang artinya “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara yaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. al-Isra ayat 27)

Semua orang tentunya tak ingin menjadi teman syaitan bukan? Terlebih jika kita menimbang-nimbang manfaat dari menabung banyak sekali yang dapat kita rasakan, diantaranya: kita dapat membiasakan hidup hemat, membiasakan hidup berencana, menyiapkan biaya yang tidak terduga, sebagai usaha pembentukan modal, atau mempersiapkan biaya belajar bagi anak-anak kita.

Sumber : http://media.ikhram.com


Daftar Gratis Download Theme Premium, SEO Friendly, Free Support, Free Setup





Jasa Pembuatan Skripsi



0 comments

Post a Comment