Menurut sebuah penelitian di Lancet Psychiatry bahwa dua pertiga dari delapan ribu lebih ibu hamil mengalami pergeseran suasana hati selama dan sesudah kehamilan. Dalam dunia kedokteran hal ini disebut dengan gangguan mood perinatal.
Dengan menyebarkan kesadaran tentang gangguan mood perinatal, kita bisa membantu ibu hamil untuk selalu bisa menjaga emosinya selama dan sesudah kehamilan. berikut ini adalah 8 hal tentang gangguan mood perinatal yang mungkin tidak diketahui oleh ibu hamil pemula:
1. Anda mungkin akan mengalami gangguan suasana hati tapi tidak merasa tertekan. Anda mungkin pernah mendengar tentang depresi post-partum atau pasca-melahirkan. Namun sebenarnya ada beberapa jenis gangguan mood perinatal/maternal termasuk kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD) dan psikosis post-partum.
Anda tidak perlu merasa sangat sedih atau tertekan sepanjang waktu karena memiliki gangguan mood tersebut. Anda mungkin akan mengalami ketakutan atau kekhawatiran tentang bayi Anda. Beberapa wanita mengalami gejala seperti itu pada masa kehamilan, sementara yang lainnya pada awal post-partum atau pada bulan-bulan berikutnya.
2. Setiap ibu atau calon ibu pasti terkena gangguan mood perinatal. Katherine Stone, pendiri Postpartum Progress, mengatakan seseorang bisa mengalami depresi atau kecemasan post-partum meski tidak pernah mengalaminya sebelum punya anak. Namun akan menjadi faktor risiko yang signifikan jika pernah mengalami sebelumnya. Faktor risiko lain bisa mencakup kehamilan atau proses melahirkan yang sulit atau traumatis, kurangnya bantuan, tekanan lainnya, keguguran atau pengobatan untuk kesuburan. Ada banyak sekali faktor risiko tetapi ada juga ibu-ibu tanpa faktor risiko bisa menderita juga.
3. Tanda-tandanya tidak selalu jelas. Tidak semua wanita yang terkena gangguan suasana hati akan segera mengetahui apa yang mereka alami. Hal ini mungkin karena "akan sulit untuk ibu dalam membedakan antara depresi normal karena memiliki bayi baru dan penyakit mental yang mengharuskannya mencari bantuan profesional", kata Stone.
Tanggung jawab merawat bayi yang baru lahir dapat memicu ketegangan, kesedihan (dikenal sebagai 'baby blues') atau bahkan kecemasan yang tidak pernah dialami sebelum punya bayi. Tetapi jika kesehatan mental wanita memengaruhi dirinya setiap hari atau mengubah cara dia menangani dirinya atau anaknya, itu mungkin lebih dari stres seorang ibu yang baru punya anak.
4. Gangguan ini lebih umum daripada yang Anda pikirkan. Meskipun kita mungkin tidak pernah mendengar tentang gangguan tersebut, menurut Postpartum Progress, sekitar satu dari setiap tujuh wanita (15 persen) yang melahirkan akan terpengaruh oleh gangguan mood perinatal. Fakta ini mungkin mengejutkan karena kebanyakan wanita yang menderita cenderung tidak menunjukkannya saat bersosialisasi. Banyak ibu lebih memilih untuk menyimpannya diam-diam. Mungkin mereka merasa bersalah atau malu bagaimana bertindak sebagai seorang ibu.
5. Tidak bisa tidur bukan selalu bagian dari post-partum. Tapi tidak bisa tidur, sementara bayi Anda tidur, karena takut, khawatir atau pikiran terganggu tanpa henti tentang bayi Anda, maka bisa jadi itu tanda dari gangguan mood, seperti kecemasan post-partum atau OCD. Jika Anda tidak bisa merasa tenang atau Anda merasa seperti tinggal dalam keadaan kecemasan konstan, ini bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih besar.
6. Ibu menyusui tidak perlu berhenti menyusui saat mendapatkan perawatan akibat mengalami depresi. Seorang ibu menyusui yang sedang berjuang melawan gangguan mood mungkin mengabaikan bantuan perawatan, dengan asumsi tujuan menyusui dia mungkin terganggu jika tidak menyusui. "Anda tetap bisa menyusui meski mendapat perawatan karena mengalami depresi atau kecemasan post-partum," kata Stone. "Perawatan Anda meliputi terapi dan juga dapat pemberian obat-obatan tertentu yang aman untuk ibu menyusui."
7. Kehamilan atau kelahiran traumatis dapat memengaruhi seorang ibu. Kita kadang-kadang menganggap bahwa satu-satunya hal yang penting tentang kelahiran adalah bayi yang sehat, tetapi kelahiran traumatis dapat memiliki dampak besar pada ibu dalam beberapa bulan berikutnya. Dengan tingginya tingkat intervensi kelahiran yang terjadi di rumah sakit, beberapa wanita mengalami apa yang disebut 'trauma kelahiran', yang merupakan faktor risiko untuk gangguan mood post-partum. Demikian juga, jika seorang wanita yang pernah memiliki kehamilan bermasalah maka bisa mengubah pengalaman hamil selanjutnya.
8. Bantuan selalu ada di sekitar. Meskipun mungkin tidak tampak seperti itu, ada kelompok-kelompok dukungan post-partum bermunculan di mana-mana. Dan apakah kita menyadarinya atau tidak, kita mungkin akan bertemu beberapa orang yang telah melalui depresi post-partum (PPD), kecemasan atau OCD. Mungkin sulit untuk memulai pembicaraan dengan orang lain tentang depresi atau kecemasan yang dialami ibu hamil, tapi yakinlah bahwa gejala kesehatan mental ini adalah komplikasi yang paling umum sebelum atau sesudah periode kehamilan.
Dengan menyebarkan kesadaran tentang gangguan mood perinatal, kita bisa membantu ibu hamil untuk selalu bisa menjaga emosinya selama dan sesudah kehamilan. berikut ini adalah 8 hal tentang gangguan mood perinatal yang mungkin tidak diketahui oleh ibu hamil pemula:
1. Anda mungkin akan mengalami gangguan suasana hati tapi tidak merasa tertekan. Anda mungkin pernah mendengar tentang depresi post-partum atau pasca-melahirkan. Namun sebenarnya ada beberapa jenis gangguan mood perinatal/maternal termasuk kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD) dan psikosis post-partum.
Anda tidak perlu merasa sangat sedih atau tertekan sepanjang waktu karena memiliki gangguan mood tersebut. Anda mungkin akan mengalami ketakutan atau kekhawatiran tentang bayi Anda. Beberapa wanita mengalami gejala seperti itu pada masa kehamilan, sementara yang lainnya pada awal post-partum atau pada bulan-bulan berikutnya.
2. Setiap ibu atau calon ibu pasti terkena gangguan mood perinatal. Katherine Stone, pendiri Postpartum Progress, mengatakan seseorang bisa mengalami depresi atau kecemasan post-partum meski tidak pernah mengalaminya sebelum punya anak. Namun akan menjadi faktor risiko yang signifikan jika pernah mengalami sebelumnya. Faktor risiko lain bisa mencakup kehamilan atau proses melahirkan yang sulit atau traumatis, kurangnya bantuan, tekanan lainnya, keguguran atau pengobatan untuk kesuburan. Ada banyak sekali faktor risiko tetapi ada juga ibu-ibu tanpa faktor risiko bisa menderita juga.
3. Tanda-tandanya tidak selalu jelas. Tidak semua wanita yang terkena gangguan suasana hati akan segera mengetahui apa yang mereka alami. Hal ini mungkin karena "akan sulit untuk ibu dalam membedakan antara depresi normal karena memiliki bayi baru dan penyakit mental yang mengharuskannya mencari bantuan profesional", kata Stone.
Tanggung jawab merawat bayi yang baru lahir dapat memicu ketegangan, kesedihan (dikenal sebagai 'baby blues') atau bahkan kecemasan yang tidak pernah dialami sebelum punya bayi. Tetapi jika kesehatan mental wanita memengaruhi dirinya setiap hari atau mengubah cara dia menangani dirinya atau anaknya, itu mungkin lebih dari stres seorang ibu yang baru punya anak.
4. Gangguan ini lebih umum daripada yang Anda pikirkan. Meskipun kita mungkin tidak pernah mendengar tentang gangguan tersebut, menurut Postpartum Progress, sekitar satu dari setiap tujuh wanita (15 persen) yang melahirkan akan terpengaruh oleh gangguan mood perinatal. Fakta ini mungkin mengejutkan karena kebanyakan wanita yang menderita cenderung tidak menunjukkannya saat bersosialisasi. Banyak ibu lebih memilih untuk menyimpannya diam-diam. Mungkin mereka merasa bersalah atau malu bagaimana bertindak sebagai seorang ibu.
5. Tidak bisa tidur bukan selalu bagian dari post-partum. Tapi tidak bisa tidur, sementara bayi Anda tidur, karena takut, khawatir atau pikiran terganggu tanpa henti tentang bayi Anda, maka bisa jadi itu tanda dari gangguan mood, seperti kecemasan post-partum atau OCD. Jika Anda tidak bisa merasa tenang atau Anda merasa seperti tinggal dalam keadaan kecemasan konstan, ini bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih besar.
6. Ibu menyusui tidak perlu berhenti menyusui saat mendapatkan perawatan akibat mengalami depresi. Seorang ibu menyusui yang sedang berjuang melawan gangguan mood mungkin mengabaikan bantuan perawatan, dengan asumsi tujuan menyusui dia mungkin terganggu jika tidak menyusui. "Anda tetap bisa menyusui meski mendapat perawatan karena mengalami depresi atau kecemasan post-partum," kata Stone. "Perawatan Anda meliputi terapi dan juga dapat pemberian obat-obatan tertentu yang aman untuk ibu menyusui."
7. Kehamilan atau kelahiran traumatis dapat memengaruhi seorang ibu. Kita kadang-kadang menganggap bahwa satu-satunya hal yang penting tentang kelahiran adalah bayi yang sehat, tetapi kelahiran traumatis dapat memiliki dampak besar pada ibu dalam beberapa bulan berikutnya. Dengan tingginya tingkat intervensi kelahiran yang terjadi di rumah sakit, beberapa wanita mengalami apa yang disebut 'trauma kelahiran', yang merupakan faktor risiko untuk gangguan mood post-partum. Demikian juga, jika seorang wanita yang pernah memiliki kehamilan bermasalah maka bisa mengubah pengalaman hamil selanjutnya.
8. Bantuan selalu ada di sekitar. Meskipun mungkin tidak tampak seperti itu, ada kelompok-kelompok dukungan post-partum bermunculan di mana-mana. Dan apakah kita menyadarinya atau tidak, kita mungkin akan bertemu beberapa orang yang telah melalui depresi post-partum (PPD), kecemasan atau OCD. Mungkin sulit untuk memulai pembicaraan dengan orang lain tentang depresi atau kecemasan yang dialami ibu hamil, tapi yakinlah bahwa gejala kesehatan mental ini adalah komplikasi yang paling umum sebelum atau sesudah periode kehamilan.
#Sumber


Daftar Gratis Download Theme Premium, SEO Friendly, Free Support, Free Setup

Jasa Pembuatan Skripsi

0 comments
Post a Comment