Lubang raksasa misterius ditemukan di wilayah terpencil di Siberia.
Kini para ilmuwan sedang berjuang untuk mencari jawaban ilmiah atas
fenomena tersebut, di tengah banyaknya spekulasi yang berseliweran:
Apakah kawah itu bekas hantaman meteor, nuklir, disebabkan UFO, atau
pertanda pemanasan global.
Lubang yang seakan tak berdasar itu
ditemukan oleh helikopter milik industri migas yang terbang di atas
wilayah utara Siberia — kawasan yang terkenal karena sebuah peristiwa
dahsyat.
Menariknya, tempat di mana kawah itu ditemukan adalah Yamal — yang berarti ‘akhir dunia’ — dalam bahasa penduduk asli Nenets
Di lokasi tersebut, tubrukan meteor paling berpotensi mematikan di
era modern Peristiwa Tunguska terjadi pada 30 Juni 1908. Kekuatannya
mencapai 1.000 kali bom atom Hiroshima.
Akibatnya sungguh luar
biasa. Sebanyak 80 juta batang pohon di area 2.000 kilometer persegi
hangus terbakar. Beruntung tidak ada korban jiwa. Karena lokasi ledakan
jauh dari pemukiman.
Namun, tak ada sinar terang atau ledakan yang ada terekam di area tersebut yang mungkin jadi penyebab terbentuknya kawah.
Situs Siberian Times
melaporkan, keberadaan lubang tersebut kali pertama diketahui para
penumpang helikopter. Insinyur yang ada di sana, Konstantin Nikolaev,
kemudian merekam dan mengunggah videonya di YouTube.
Menurut para saksi mata, lubang tersebut cukup besar untuk dimasuki
helikopter mereka — Mi8 yang memiliki panjang 18 meter — tanpa menyentuh
pinggirnya.
Sejak video kawah itu diunggah ke internet dan
menyebar, dunia maya dipenuhi rumor dan spekulasi. Ada yang menduga
lubang tersebut bikinan UFO, pintu rahasia menuju kedalaman Bumi. Atau
sejumlah orang mengira itu adalah situs uji coba senjata atau bekas
tumbukan meteorit.
“Kami dengan pasti bisa menyatakan, itu bukan akibat meteorit,” kata juru bicara Kementerian Darurat Rusia, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Rabu (16/7/2014).
Ilmuwan
Rusia dari Sub-Arctic Scientific Research Centre, Anna Kurchatova
percaya, penyebabnya adalah sesuatu yang lebih logis, seperti pemanasan
global.
Apalagi, tanah beku di Siberia — atau permafrost —
mengandung jutaan ton gas metana. Seiring permukaannya yang perlahan
menghangat, gas tersebut mulai terlepas ke udara.
Campuran air,
garam dan gas mungkin telah memicu ledakan bawah tanah dan memicu
terbentuknya lubang. Kemungkinan lain adalah kantung gas mungkin
membangun tekanan yang cukup untuk memicu letupan, seperti pada gabus
Champagne.
“Sebuah tim yang terdiri dari para ilmuwah dikirim
untuk menyelidiki lubang tersebut dan akan tiba di lokasi Rabu (waktu
setempat),” demikian dilaporkan Siberian Times.
Anggota
ekspedisi termasuk ilmuwan dari Centre for the Study of the Arctic dan
Cryosphere Institute of the Academy of Sciences, Rusia.
Mereka akan mengambil sampel tanah, air, dan udara di lokasi untuk menentukan sifat dan asal-usul lubang tersebut.
Kawah
tersebut perisnya ditemukan di Daerah Otonomi Yamalo-Nenets, sekitar 40
kilometer dari lapangan gas Bovanenkovo. Kawasan semenanjung, yang
menjorok ke perairan Kutub Utara, adalah sumber gas Rusia yang diekspor
ke Eropa
0 comments
Post a Comment