Sejak bumi ini terbentuk, ilmuwan memperkirakan terjadi 5 kepunahan massal makhluk hidup. Namun, kepunahan massal akan kembali menimpa bumi, dan itu semua akibat ulah manusia.
'Great Extinction' atau kepunahan massal ke-6 diperkirakan terjadi pada tahun 2200 nanti. Saat itu, sekitar 25 persen mamalia atau hewan menyusui dan 13 persen burung akan lenyap dari muka bumi.
Yang tidak kalah parah, kurang lebih 41 persen dari hewan amfibi seperti katak juga akan punah. Amfibi memang saat ini menjadi penyumbang hewan terancam punah terbesar dengan total 1.957 spesies.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nature tersebut, kepunahan massal ke-6 terjadi akibat pengrusakan habitat alami hewan secara masif oleh manusia.
Kegiatan lain manusia yang berkontribusi pada kerusakan alam, seperti polusi, penangkapan ikan secara berlebihan, dan pemanasan global pun membuat hewan-hewan sulit beradaptasi dan membuat mereka punah. Contoh dari hewan-hewan yang terancam punah tersebut adalah gajah Sumatera dan orang utan Kalimantan.
"Secara umum, kondisi biodiversitas bumi semakin memburuk, tidak hanya di satu saja, namun banyak kasus dengan cukup signifikan," jelas Derek Tittensor, ilmuwan ekologi dari Universitas Cambridge, Daily Mail (26/12).
Hal tersebut juga diperparah dengan minimnya pengetahuan ilmuwan tentang keberagaman hayati yang ada di bumi. Minimnya pengetahuan ini lah yang membuat penyelamatan hewan-hewan terancam punah itu semakin sulit dilakukan. Misalnya, saat ini diperkirakan terdapat satu juta spesies serangga di bumi, tetapi ilmuwan baru mempelajari 0,5 persennya saja.
Di sisi lain, hasil penelitian dari Universitas Brown menemukan bila manusia menyebabkan kepunahan spesies 1000 kali lebih cepat dari yang terjadi 60 juta tahun lalu.
merdeka.com
'Great Extinction' atau kepunahan massal ke-6 diperkirakan terjadi pada tahun 2200 nanti. Saat itu, sekitar 25 persen mamalia atau hewan menyusui dan 13 persen burung akan lenyap dari muka bumi.
Yang tidak kalah parah, kurang lebih 41 persen dari hewan amfibi seperti katak juga akan punah. Amfibi memang saat ini menjadi penyumbang hewan terancam punah terbesar dengan total 1.957 spesies.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nature tersebut, kepunahan massal ke-6 terjadi akibat pengrusakan habitat alami hewan secara masif oleh manusia.
Kegiatan lain manusia yang berkontribusi pada kerusakan alam, seperti polusi, penangkapan ikan secara berlebihan, dan pemanasan global pun membuat hewan-hewan sulit beradaptasi dan membuat mereka punah. Contoh dari hewan-hewan yang terancam punah tersebut adalah gajah Sumatera dan orang utan Kalimantan.
"Secara umum, kondisi biodiversitas bumi semakin memburuk, tidak hanya di satu saja, namun banyak kasus dengan cukup signifikan," jelas Derek Tittensor, ilmuwan ekologi dari Universitas Cambridge, Daily Mail (26/12).
Hal tersebut juga diperparah dengan minimnya pengetahuan ilmuwan tentang keberagaman hayati yang ada di bumi. Minimnya pengetahuan ini lah yang membuat penyelamatan hewan-hewan terancam punah itu semakin sulit dilakukan. Misalnya, saat ini diperkirakan terdapat satu juta spesies serangga di bumi, tetapi ilmuwan baru mempelajari 0,5 persennya saja.
Di sisi lain, hasil penelitian dari Universitas Brown menemukan bila manusia menyebabkan kepunahan spesies 1000 kali lebih cepat dari yang terjadi 60 juta tahun lalu.
merdeka.com
0 comments
Post a Comment