Setelah beberapa hari menguasai Treviso, Cangrande della Scalla, tiba-tiba jatuh sakit. Bangsawan Italia yang memerintah wilayah Verona itu kemudian tewas pada 22 Juli 1329, dengan gejala muntah-muntah dan diare. Kala itu usianya 38 tahun.
“Kematiannya tiba-tiba didahului dengan muntah dan diare disertai demam, menurut dokumen tertulis, dia diketahui minum air dari sumber yang terkontaminasi beberapa hari sebelumnya,” demikian laporan para peneliti sebagaimana dikutip Dream dari News.com.au, Jumat 9 Januari 2015.
Hanya beberapa hari setelah kematian Cangrande pada abad ke-14 itu, rumor tak sedap berhembus. Desas-desus menyebut sang bangsawan mati gara-gara diracun. Namun kabar burung itu tak terbukti selama beratus-ratus tahun.
Dan kini, teka-teki itu mulai terkuak. Jasad Cangrande, yang dimumikan, dikeluarkan dari kubur batu pada 2004 silam. Jasad Cangrande relatif masih utuh.
Sejak itu, para ilmuwan bekerja maraton meneliti penyebab kematiannya. Otopsi dengan cara modern pun dilakukan. Hasilnya, para imuwan itu menemukan sisa-sisa kotoran di dalam saluran pencernaan.
Sisa-sisa kotoran itulah yang kemudian menjadi bagian yang diteiti lebih lanjut. Pada tahun 2007, para ilmuwan menjelaskan temuan mereka pada Kongres Dunia untuk Ilmu Mumi.
“Ada jumlah banyak unsur chamomile, murberi hitam, dan yang tak diduga-duga, foxglove –tumbuhan racun, di dalam feses,” demikian penjelasan para ilmuwan yang meneliti mumi Cangrande.
Pada abad pertengahan, tumbuhan chamomile memang banyak digunakan untuk obat penenang. Sementara murbei hitam sebagai astringent dan foxglove hanya dianggap sebagai tanaman beracun.
Dari penelitian itu, para ilmuwan berkesimpulan bahwa komposisi unsur dalam feses itu telah cukup untuk membuat Cangrande keracunan. Para peneliti menduga Cangrande telah diberi makan foxglove saat perawatan.
“Salah satu tabib Cangrande digantung oleh penggantinya, Mastino II, menekankan pada kemungkinan ini,” kata para peneliti. Temuan ini menyibak teka-teki yang membisu sejak 700 tahun silam.
Penelitian para ilmuwan tak hanya itu saja. Cangrande yang bertubuh gempal, tak terlalu tinggi, dan berambut coklat keriting, itu diduga juga mengidap bermacam penyakit.
Penelitian ini menunjukkan Cangrande mengiap paru-paru hitam atau penyakit paru yang berkaitan dengan debu mineral. Selain itu juga sirosis, sinusitis kronis, serta kemungkinan tuberkulosis. Penyakit-penyakit itu diduga diakibatkan gaya hidup Cangrande gaya hidup yang aktif.
Meski demikian, para ilmuwan itu menduga penyebab utama kematian Cangrande adalah foxglove. “Ini benar-benar mengejutkan,” kata kepala penelitian, Gino Fornaciar.
dream.co.id
“Kematiannya tiba-tiba didahului dengan muntah dan diare disertai demam, menurut dokumen tertulis, dia diketahui minum air dari sumber yang terkontaminasi beberapa hari sebelumnya,” demikian laporan para peneliti sebagaimana dikutip Dream dari News.com.au, Jumat 9 Januari 2015.
Hanya beberapa hari setelah kematian Cangrande pada abad ke-14 itu, rumor tak sedap berhembus. Desas-desus menyebut sang bangsawan mati gara-gara diracun. Namun kabar burung itu tak terbukti selama beratus-ratus tahun.
Dan kini, teka-teki itu mulai terkuak. Jasad Cangrande, yang dimumikan, dikeluarkan dari kubur batu pada 2004 silam. Jasad Cangrande relatif masih utuh.
Sejak itu, para ilmuwan bekerja maraton meneliti penyebab kematiannya. Otopsi dengan cara modern pun dilakukan. Hasilnya, para imuwan itu menemukan sisa-sisa kotoran di dalam saluran pencernaan.
Sisa-sisa kotoran itulah yang kemudian menjadi bagian yang diteiti lebih lanjut. Pada tahun 2007, para ilmuwan menjelaskan temuan mereka pada Kongres Dunia untuk Ilmu Mumi.
“Ada jumlah banyak unsur chamomile, murberi hitam, dan yang tak diduga-duga, foxglove –tumbuhan racun, di dalam feses,” demikian penjelasan para ilmuwan yang meneliti mumi Cangrande.
Pada abad pertengahan, tumbuhan chamomile memang banyak digunakan untuk obat penenang. Sementara murbei hitam sebagai astringent dan foxglove hanya dianggap sebagai tanaman beracun.
Dari penelitian itu, para ilmuwan berkesimpulan bahwa komposisi unsur dalam feses itu telah cukup untuk membuat Cangrande keracunan. Para peneliti menduga Cangrande telah diberi makan foxglove saat perawatan.
“Salah satu tabib Cangrande digantung oleh penggantinya, Mastino II, menekankan pada kemungkinan ini,” kata para peneliti. Temuan ini menyibak teka-teki yang membisu sejak 700 tahun silam.
Penelitian para ilmuwan tak hanya itu saja. Cangrande yang bertubuh gempal, tak terlalu tinggi, dan berambut coklat keriting, itu diduga juga mengidap bermacam penyakit.
Penelitian ini menunjukkan Cangrande mengiap paru-paru hitam atau penyakit paru yang berkaitan dengan debu mineral. Selain itu juga sirosis, sinusitis kronis, serta kemungkinan tuberkulosis. Penyakit-penyakit itu diduga diakibatkan gaya hidup Cangrande gaya hidup yang aktif.
Meski demikian, para ilmuwan itu menduga penyebab utama kematian Cangrande adalah foxglove. “Ini benar-benar mengejutkan,” kata kepala penelitian, Gino Fornaciar.
dream.co.id
0 comments
Post a Comment