Pengharum ruangan dari bahan kimia, tidak baik bagi kesehatan. Akibat yang akan ditimbukan bagi kesehatan manusia antara lain menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorok, kulit, mual, pusing, pendarahan, hilang ingatan, kanker, tumor, kerusakan hati, menyebabkan iritasi ringan hingga pada paru-paru, termasuk gejala seperti asma.
Laporan National Institute of Occupational Safety and Health yang menyatakan, dari 2.983 bahan berbahaya sekitar 884-nya digunakan dalam industri wewangian diantaranya butane, propane, amonia, fenol, dan formaldehyde.
Sedangkan bahan lainnya seperti benzyl acetate, benzyl alcohol, ethanol, limonene, dan linalool bisa menyebabkan muntah, turunnya tekanan darah, merusak sistem kekebalan tubuh, menurunkan kemampuan motorik spontan, dan depresi.
Gangguan reaksi alergi dan hipersensitif dari dampak bahan tersebut diatas telah menjadi masalah yang memprihatinkan.
Jumlah pengidap gangguan tersebut mencapai sedikitnya 35.000.000 termasuk diantaranya warga Amerika Serikat. Ciri gejala gangguan tersebut tumbuh alergi dan mulai bersin, batuk-batuk, mata berkaca-kaca, pusing, pula sesak napas.
YLKI menganjurkan untuk membatasi penggunaan pengharum ruangan, khususnya bagi mereka yang sensitif. Lembaga itu pun menyatakan, hampir sepertiga bahan kimia tambahan dalam parfum dan produk wewangian masuk kategori beracun.
Produk pengharum ruangan cenderung tanpa aturan jelas. penggunaannya bebas disemprotkan ke seluruh ruangan termasuk ada yang digantung dekat AC, dipasang di dalam mobil. Bahan kimia tersebut akan secara teratur menguap ke udara, menempel di rambut, pakaian, bahkan di berbagai perabot di sekitar kita.
Bisa dibayangkan, bagaimana bila bahan kimia tersebut terhirup atau masuk aliran darah? Tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan.
Sementara menurut data The National Academy Of Sciences AS tahun 1986, pengharum tersebut menyebabkan meracuni saraf dan kebanyakan pengharum ruangan bekerja dengan mengganggu daya cium. Pengharum tersebut melapisi saluran hidung dengan selaput minyaknya, atau melepaskan zat pemati saraf pencium.
viva.co.id Laporan National Institute of Occupational Safety and Health yang menyatakan, dari 2.983 bahan berbahaya sekitar 884-nya digunakan dalam industri wewangian diantaranya butane, propane, amonia, fenol, dan formaldehyde.
Sedangkan bahan lainnya seperti benzyl acetate, benzyl alcohol, ethanol, limonene, dan linalool bisa menyebabkan muntah, turunnya tekanan darah, merusak sistem kekebalan tubuh, menurunkan kemampuan motorik spontan, dan depresi.
Gangguan reaksi alergi dan hipersensitif dari dampak bahan tersebut diatas telah menjadi masalah yang memprihatinkan.
Jumlah pengidap gangguan tersebut mencapai sedikitnya 35.000.000 termasuk diantaranya warga Amerika Serikat. Ciri gejala gangguan tersebut tumbuh alergi dan mulai bersin, batuk-batuk, mata berkaca-kaca, pusing, pula sesak napas.
YLKI menganjurkan untuk membatasi penggunaan pengharum ruangan, khususnya bagi mereka yang sensitif. Lembaga itu pun menyatakan, hampir sepertiga bahan kimia tambahan dalam parfum dan produk wewangian masuk kategori beracun.
Produk pengharum ruangan cenderung tanpa aturan jelas. penggunaannya bebas disemprotkan ke seluruh ruangan termasuk ada yang digantung dekat AC, dipasang di dalam mobil. Bahan kimia tersebut akan secara teratur menguap ke udara, menempel di rambut, pakaian, bahkan di berbagai perabot di sekitar kita.
Bisa dibayangkan, bagaimana bila bahan kimia tersebut terhirup atau masuk aliran darah? Tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan.
Sementara menurut data The National Academy Of Sciences AS tahun 1986, pengharum tersebut menyebabkan meracuni saraf dan kebanyakan pengharum ruangan bekerja dengan mengganggu daya cium. Pengharum tersebut melapisi saluran hidung dengan selaput minyaknya, atau melepaskan zat pemati saraf pencium.
0 comments
Post a Comment