Apakah Anda memiliki anak bayi atau balita di rumah dan suka pipis sembarangan? Jika iya, sebaiknya hati-hati dengan air kencing bayi. kebanyakan beranggapan bahwa air kencing bayi tidak najis hukumnya dan tak perlu perlakuan khusus. Untuk bayi baru lahir yang sumber makanannya hanya ASI mungkin benar, namun seiring pertumbuhan, bayi biasanya diberi makanan pendamping dan tak sedikit bayi yang mengkonsumsi susu formula sebagai pengganti ASI. Sampai usia berapa bulan para Ibu akan menilai air kencing bayi sudah menjadi najis atau belum dan bagaimana seharusnya menangani masalah ini ?
Hati-Hati Dengan Air Kencing Bayi, Kebiasaan Para Ibu Menanganinya Dalam kebiasaan masyarakat kita, terutama kelas menengah ke bawah tidak banyak Ibu yang menggunakan diapers atau popok sekali pakai. Faktor harga yang lumayan mahal menjadi alasannya. Padahal banyak keuntungan dari popok jenis ini, selain tidak bocor dan menampung dengan maksimal, juga praktis karena air kencing bayi tidak merembes kemana-mana seperti pada penggunaan popok/celana kain biasa yang jauh lebih murah. Hukum air kencing bayi memang masih kontradiktif. Ada yang mengatakan tidak najis, namun ada pula yang beranggapan sebaliknya. Selama anak tersebut hanya meminum ASI, urine tidak berbau tajam dan dapat dikatakan tidak najis. Tetapi, apabila sudah mengonsumsi makanan/minuman diluar ASI maka urine tersebut sudah berbau tidak sedap dan hukumnya menjadi najis.
Demi alasan Kesehatan dan kenyamanan, tentu tidak elok bila anak pipis dilantai, orangtua hanya mengelap air kencing tersebut dan mengganti celana si anak. Lantai tersebut pasti dilewati banyak orang dan bekas urine tersebut terinjak lalu menempel di kaki dan terbawa ke mana-mana. Jika terbawa beribadah, tentu ibadah tersebut menjadi tidak sah karena najis yang menempel tanpa disadari. Atau jika anak pipis dikasur atau dikarpet, orang tua hanya membiarkan sampai bekas urinenya mengering dan menimbulkan bau pesing dengan alasan malas mencuci. Sementara kasur/karpet tersebut digunakan untuk tidur dan baunya dapat menempel pada pakaian. Tentu, sangat tidak nyaman dan tidak higienis.
Apakah perbedaan air kencing bayi lelaki atau perempuan? Ada Sunnah mengatakan bahwa Air kencing bayi lelaki cukup dilap dan diperciki air, namun air kencing bayi perempuan harus dicuci. Ada pula yang mengatakan keduanya cukup diperciki air atau keduanya harus dicuci. Alasan dibalik perdebatan ini masih belum diketahui.
Tips Menangani Air Kencing Bayi Terlepas dari perdebatan hukum Air kencing bayi najis atau tidak, demi alasan kebersihan dan kenyamanan dirumah, sebaiknya menangani hal ini dengan tepat. Beberapa tips untuk Anda yang memiliki bayi di rumah:
1. Untuk bayi baru lahir-1 tahun
jika Anda memutuskan memakai popok kain di rumah, usahakan agar dilapisi dengan bantalan karet yang kedap air di bawah kasur atau tempat duduk bayi. Hal ini dilakukan agar urine tidak merembes dan meninggalkan bau. Saat bayi pipis, segera lap dengan kain basah, ganti celana, dan kain pelapis bayi dengan yang baru kemudian simpan segera yang kotor di wadah khusus. Jangan lupa distok dan gunakan diapers untuk bepergian.
2. Untuk Bayi 1 Tahun keatas
Di usia ini anak mulai bereksplorasi dan bergerak kemana-mana. Mulai bisa berjalan dan pipis sembarangan di berbagai tempat karenanya jika bisa, gunakan diapers. Namun jika dirasa berat, Anda dapat mengajarkan potty training kepada anak dengan melatihnya untuk memberitahu orang tua jika dia hendak pipis, jadi Anda bisa bersiap membawanya ke toilet. Atau lebih baik lagi, ajari anak pergi ke toilet sendiri sehingga jangan malas untuk melatih. Jika terlanjur kencing disembarang tempat, bersihkan sisa urine dilantai dengan mengepelnya dan cuci sisa urin yang merembes di kasur/karpet. Jaga kebersihan rumah agar terhindar dari najis dan bau tak sedap.
Hati-Hati Dengan Air Kencing Bayi, Kebiasaan Para Ibu Menanganinya Dalam kebiasaan masyarakat kita, terutama kelas menengah ke bawah tidak banyak Ibu yang menggunakan diapers atau popok sekali pakai. Faktor harga yang lumayan mahal menjadi alasannya. Padahal banyak keuntungan dari popok jenis ini, selain tidak bocor dan menampung dengan maksimal, juga praktis karena air kencing bayi tidak merembes kemana-mana seperti pada penggunaan popok/celana kain biasa yang jauh lebih murah. Hukum air kencing bayi memang masih kontradiktif. Ada yang mengatakan tidak najis, namun ada pula yang beranggapan sebaliknya. Selama anak tersebut hanya meminum ASI, urine tidak berbau tajam dan dapat dikatakan tidak najis. Tetapi, apabila sudah mengonsumsi makanan/minuman diluar ASI maka urine tersebut sudah berbau tidak sedap dan hukumnya menjadi najis.
Demi alasan Kesehatan dan kenyamanan, tentu tidak elok bila anak pipis dilantai, orangtua hanya mengelap air kencing tersebut dan mengganti celana si anak. Lantai tersebut pasti dilewati banyak orang dan bekas urine tersebut terinjak lalu menempel di kaki dan terbawa ke mana-mana. Jika terbawa beribadah, tentu ibadah tersebut menjadi tidak sah karena najis yang menempel tanpa disadari. Atau jika anak pipis dikasur atau dikarpet, orang tua hanya membiarkan sampai bekas urinenya mengering dan menimbulkan bau pesing dengan alasan malas mencuci. Sementara kasur/karpet tersebut digunakan untuk tidur dan baunya dapat menempel pada pakaian. Tentu, sangat tidak nyaman dan tidak higienis.
Apakah perbedaan air kencing bayi lelaki atau perempuan? Ada Sunnah mengatakan bahwa Air kencing bayi lelaki cukup dilap dan diperciki air, namun air kencing bayi perempuan harus dicuci. Ada pula yang mengatakan keduanya cukup diperciki air atau keduanya harus dicuci. Alasan dibalik perdebatan ini masih belum diketahui.
Tips Menangani Air Kencing Bayi Terlepas dari perdebatan hukum Air kencing bayi najis atau tidak, demi alasan kebersihan dan kenyamanan dirumah, sebaiknya menangani hal ini dengan tepat. Beberapa tips untuk Anda yang memiliki bayi di rumah:
1. Untuk bayi baru lahir-1 tahun
jika Anda memutuskan memakai popok kain di rumah, usahakan agar dilapisi dengan bantalan karet yang kedap air di bawah kasur atau tempat duduk bayi. Hal ini dilakukan agar urine tidak merembes dan meninggalkan bau. Saat bayi pipis, segera lap dengan kain basah, ganti celana, dan kain pelapis bayi dengan yang baru kemudian simpan segera yang kotor di wadah khusus. Jangan lupa distok dan gunakan diapers untuk bepergian.
2. Untuk Bayi 1 Tahun keatas
Di usia ini anak mulai bereksplorasi dan bergerak kemana-mana. Mulai bisa berjalan dan pipis sembarangan di berbagai tempat karenanya jika bisa, gunakan diapers. Namun jika dirasa berat, Anda dapat mengajarkan potty training kepada anak dengan melatihnya untuk memberitahu orang tua jika dia hendak pipis, jadi Anda bisa bersiap membawanya ke toilet. Atau lebih baik lagi, ajari anak pergi ke toilet sendiri sehingga jangan malas untuk melatih. Jika terlanjur kencing disembarang tempat, bersihkan sisa urine dilantai dengan mengepelnya dan cuci sisa urin yang merembes di kasur/karpet. Jaga kebersihan rumah agar terhindar dari najis dan bau tak sedap.
#Sumber
0 comments
Post a Comment