Bertahun-tahun lalu, peneliti telah mengingatkan bahwa merokok
bisa menghambat pertumbuhan pada anak-anak. Namun penelitian terbaru
yang dilakukan oleh peneliti di Montreal Neurological Institute di
McGill University dan University of Edinburgh mengungkap bahwa rokok tak
hanya menghambat pertumbuhan fisik, melainkan juga otak. Penelitian ini
menunjukkan bahwa merokok alam jangka waktu lama bisa membuat bagian
penting pada otak mengecil.
Bagian tersebut adalah lapisan cortex pada otak. Lapisan cortex merupakan bagian paling luar dari otak yang berkaitan dengan fungsi kognitif penting seperti penyimpanan ingatan, kemampuan berbahasa, dan persepsi. Menariknya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa berhenti merokok bisa membantu mengembalikan keadaan lapisan cortex menjadi lebih baik meski tidak persis sama dengan semula, seperti dilansir oleh Science Daily (10/02).
Hasil penelitian ini didapatkan peneliti setelah mengamati 244 pria dan 260 wanita yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok perokok, mantan perokok, dan orang yang tidak merokok. Usia rata-rata partisipan adalah 73 tahun. Semua partisipan diperiksa pada masa kanak-kanak, yaitu di tahun 1947. Selanjutnya peneliti menggunakan data tersebut untuk dibandingkan dengan scan MRI saat partisipan dewasa.
"Kami menemukan bahwa lapisan cortex mantan perokok dan perokok, pada usia 73 tahun, lebih tipis dibandingkan dengan orang yang tak pernah merokok. Meski begitu, mantan perokok memiliki cortex yang lebih baik dibandingkan yang masih merokok," ungkap ketua peneliti Dr Sherif Karama dari McGill University.
Meski begitu, tak semua mantan perokok memiliki lapisan cortex yang sehat dan kembali pulih seperti semula. Orang yang merokok lebih dari 25 tahun masih memiliki lapisan cortex yang tipis dan lebih rapuh. Lapisan cortex memang bisa menipis secara alami karena proses penuaan, namun pada perokok lapisan cortex menipis lebih cepat.
"Para perokok harus mengetahui bahwa kebiasaan merokok akan membuat lapisancortex pada otak mereka semakin menipis dan bisa memicu penurunan kemampuan kognitif saat mereka menua," ungkap Dr Karama.
Berhenti merokok sekarang juga untuk melindungi kesehatan Anda. Tak hanya kesehatan paru-paru atau tubuh, melainkan juga kesehatan otak dan kemampuan kognitif Anda.
merdeka.com
Bagian tersebut adalah lapisan cortex pada otak. Lapisan cortex merupakan bagian paling luar dari otak yang berkaitan dengan fungsi kognitif penting seperti penyimpanan ingatan, kemampuan berbahasa, dan persepsi. Menariknya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa berhenti merokok bisa membantu mengembalikan keadaan lapisan cortex menjadi lebih baik meski tidak persis sama dengan semula, seperti dilansir oleh Science Daily (10/02).
Hasil penelitian ini didapatkan peneliti setelah mengamati 244 pria dan 260 wanita yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok perokok, mantan perokok, dan orang yang tidak merokok. Usia rata-rata partisipan adalah 73 tahun. Semua partisipan diperiksa pada masa kanak-kanak, yaitu di tahun 1947. Selanjutnya peneliti menggunakan data tersebut untuk dibandingkan dengan scan MRI saat partisipan dewasa.
"Kami menemukan bahwa lapisan cortex mantan perokok dan perokok, pada usia 73 tahun, lebih tipis dibandingkan dengan orang yang tak pernah merokok. Meski begitu, mantan perokok memiliki cortex yang lebih baik dibandingkan yang masih merokok," ungkap ketua peneliti Dr Sherif Karama dari McGill University.
Meski begitu, tak semua mantan perokok memiliki lapisan cortex yang sehat dan kembali pulih seperti semula. Orang yang merokok lebih dari 25 tahun masih memiliki lapisan cortex yang tipis dan lebih rapuh. Lapisan cortex memang bisa menipis secara alami karena proses penuaan, namun pada perokok lapisan cortex menipis lebih cepat.
"Para perokok harus mengetahui bahwa kebiasaan merokok akan membuat lapisancortex pada otak mereka semakin menipis dan bisa memicu penurunan kemampuan kognitif saat mereka menua," ungkap Dr Karama.
Berhenti merokok sekarang juga untuk melindungi kesehatan Anda. Tak hanya kesehatan paru-paru atau tubuh, melainkan juga kesehatan otak dan kemampuan kognitif Anda.
0 comments
Post a Comment